Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana stres dapat mempengaruhi pernapasan Anda? Umumnya saat orang berbicara tentang kesehatan, mereka sering memisahkan antara kesehatan mental dan fisik, seolah-olah seorang individu tidak berkorelasi secara langsung dengan yang lain. Faktanya, pikiran dan tubuh Anda tidak hanya hidup berdampingan, mereka adalah satu unit. Hal ini berarti saat kesehatan mental Anda menderita, kemungkinan besar, kesehatan fisik Anda juga demikian, begitu juga sebaliknya.
Contohnya, bila Anda telah belajar sekeras mungkin untuk ujian, dan Anda masih tidak mengerti materi itu, pikiran Anda mulai berlomba. Ini hampir terasa seperti napas Anda tersendat-sendat. Bagaimana pikiran negatif dapat memiliki efek serius pada tubuh fisik Anda. Baca: Gaya Hijab Musim Dingin Ayana Jihye Moon, Selebgram Korea Mualaf
Saat Anda mengalami stres mental maka tubuh Anda akan mengalami ketegangan. Dan hal tersebut terpengaruh dari bagaimana Anda bernafas serta dari mana Anda bernafas.
Salah satu teknik pernapasan dalam yoga adalah adanya nafas perut. Metode bernafas dalam-dalam melalui hidung Anda. Teknik pernafasan yang memenuhi dan memperluas perut Anda melalui diafragma, membantu transisi seluruh tubuh Anda ke keadaan tubuh yang santai. Teknik pernapasan berirama ini mungkin bisa Anda perhatikan pada bayi saat mereka tertidur lelap.
AP/Kiichiro Sato
Tapi, menurut dokter psikologi dan pekerja sosial klinis berlisensi, Danielle Forshee, cara Anda bernafas benar-benar berubah seiring bertambahnya usia. Anda cenderung berhenti bernafas melalui diafragma dan akhirnya Anda mulai bernapas melalui dada Anda sebagai gantinya. "Pernapasan melalui dada memberikan pengalaman yang menegangkan bagi tubuh Anda dan mempengaruhi komunikasi dengan otak Anda sehingga Anda tidak berada dalam keadaan rileks sepenuhnya,” kata Danielle. Baca: Justin Bieber Ulang Tahun, Ini 8 Fakta Unik Bieber
Inilah sebabnya mengapa berlatih bernafas melalui diafragma penting dalam kehidupan sehari-hari Anda, sehingga Anda bisa melatih diri dan otak untuk memahami ketika Anda berada dalam keadaan aman.
Saat Anda stres, tubuh Anda secara otomatis masuk ke mode ‘bertahan hidup’, dimana hal ini akan meningkatkan hormon kortisol, hormon yang memicu rasa stres. Seorang pelatih produk dan budaya di Saje, Linette Carrier, pelepasan hormon ini ke dalam tubuh Anda menyebabkan Anda akan menarik nafas lebih pendek saat menegang dan menyebabkan penyempitan pada otot Anda. "Pada saat inilah tubuh Anda akan fokus pada fase seperti berlari dan melarikan diri daripada mencerna dan bernapas,” kata Linette. Baca: 6 Mitos atau Fakta Protein, Makan Protein Berlebihan Bikin Gemuk?
Ilustrasi pekerja perempuan stres. Shutterstock
Ada cara yang dapat Anda lakukan apabila Anda mengalami kesulitan bernafas akibat stres secara tiba-tiba. Seperti yang diungkapkan sebelumnya, saat Anda stres Anda akan mulai bernapas melalui dada. Untuk mengatasi hal ini, Anda perlu secara sadar untuk mengatur pernafasan Anda dan mulai menghirup-hembuskan napas dengan diafragma.
Perbanyak latihan ini dengan cara menghitung enam sampai 10 kali selama 10 menit. Hal ini akan mengurangi kecepatan detak jantung Anda sebesar 15 sampai 20 denyut per menit. Dan pada saat bersamaan, akan mengurangi tingkat pernapasan Anda sebesar 20 sampai 30 persen. Jika Anda punya waktu luang, teruskan latihan ini selama 20 menit atau lebih dalam satu hari.
ELITE DAILY | THE CRAZY HEALT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini