Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Oximeter merupakan alat berbentuk klip yang dijepitkan pada jari tangan atau daun telinga. Alat ini bermanfaat mengecek kadar oksigen dalam tubuh, sedang di dunia medis oximeter juga digunakan untuk mengecek penyakit yang mempengaruhi kadar oksigen dalam darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir Healthline, penyakit-penyakit tersebut termasuk paru obstruktif kronik, asma, radang paru-paru, kanker paru-paru, anemia, serangan jantung atau gagal jantung, dan kelainan jantung bawaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terdapat beberapa cara dalam menggunakan oximeter, termasuk:
- Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan oximeter.
- Pastikan kuku dalam kondisi bersih, tidak panjang, dan hindari penggunaan cat kuku berwarna gelap atau kuku palsu.
- Hangatkan jari tangan, terutama jika jari terasa dingin.
- Nyalakan oximeter dan posisikan jari, baik jari telunjuk, jari tengah, atau ibu jari di antara capit oximeter.
- Setelah oximeter terpasang, diam dan tunggu selama beberapa detik hingga alat berhasil mengukur kadar oksigen dalam darah.
Sedangkan saat menggunakan oximeter untuk telinga, pastikan penempatan capit sesuai dan tepat, yakni di tengah daun telinga.
Nantinya pada layar oximeter tertera dua angka dengan arti berbeda, angka yang ditandai dengan %SpO2 menunjukkan saturasi oksigen dalam darah, sedangkan angka yang tertera sebagai huruf HR (heart rate) menunjukkan jumlah denyut nadi atau detak jantung Anda.
Saturasi oksigen (%SpO2) dikatakan normal apabila nilainya berada di angka 95 persen atau lebih. Sementara seseorang dikatakan kekurangan oksigen atau hipoksemia setelah melakukan cek dengan oximeter, jika saturasi oksigennya turun hingga kurang dari 92 persen, dalam kondisi ini seseorang perlu mendapat penanganan medis.
DELFI ANA HARAHAP