Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Langkah Arco

Pasaran rumah buatan pengusaha bangunan masih lesu. tapi kontraktor bangun cipta sarana membangun terus. berhasil menjual dengan harga "murah". saat ini sedang membuat perumahan karyawan arco.(eb)

24 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RUMAH-RUMAH murah bikinan PT Perunmas di Depok Baru kabarnya belum banyak dikeroyok para pegawai negeri. Konon rumah model sederhana itu persyaratannya masih dirasa terlalu berat bagi si Mamat. Walhasil beberapa di antaranya akan disewakan sekitar Rp 15 sampai 20 ribu sebulan. Sementara itu, berbagai perusahaan bangunan alias real estate akhir-akhir ini makin ramai pula menawarkan rumah dengan berbagai tingkat harga. Mulai dari yang setengah mewah hingga yang super mewah. "Namun pembeli sangat sukar dicari", ujar seorang kontraktor. Perumahan di daerah Pluit yang banyak dihuni keturunan Tionghoa dan seorang Gubernur propinsi minus banyak juga yang masih kosong. Perumahan di daerah Pulo Mas masih terus ditawar-tawarkan. Proyek perumahan Shangrila Indah di Kebayoran Lama seret, walau ditawarkan dengan berbagai hadiah yang menarik. Belum lagi bekas kontraktor perumahan Pertamina yang kini dilola PT Patra Jasa, mereka kini diikut-ikutan meramaikan pasaran. Di tengah persaingan yang lesu itu, ada juga beberapa kontraktor yang masih terus membangun. PT Bangun Cipta Sarana misalnya, masih bergiat membangun 2000 rumah di Jakarta dan sekitarnya. Dan kabarnya laris. "235 rumah di Cipinang Kebembem sudah habis terjual seminggu setelah diiklankan", ujar ir. Suwenda Saptari, seorang direktur BCS. Rumah-rumah itu dijual dengan harga Rp 3,6 hingga 7,5 juta. Mengapa mereka bisa jual "murah"? "Karena tanahnya sudah lama kita beli dengan harga murah pula," sahut Suwenda. Namun untuk memperoleh kepastian pembeli dengan harga yang sedikit lebih tinggi -- BCS mendekati kontraktor-kontraktor asing di bidang perminyakan. Di antaranya ARCO (Atlantic Richfield Company) Indonesia yang menyedot minyak antara lain di sumur lepas pantai Arjuna di Utara Banten. Rendah, Tapi Lama "Ada semacam ketentuan dari pemerintah (Pertamina) supaya kontraktor-kontraktor asing menyediakan rumah untuk karyawan Indonesia", tutur Tengku Natan Machmud, orang ARCO asal Langkat. Memenuhi ketentuan itu, A~RCO Indonesia berusaha meyakinkan kantor pusatnya di AS, dan mendapat lampu hijau untuk membangun 90 rumah karyawan sampai tahun 1978. Mulai Januari ini segera akan dibangun 30 rumah berukuran 216, 176 dan 1~0 mÿFD. Luas tanahnya sama: 800 mÿFD. Harganya berkisar antara Rp 8 sampai 14 juta, termasuk tanah, listrik dan air minum. Rumah yang bukan sederhana itu maksudnya disediakan untuk 200 karyawan lokal ARCO yang bergaji antara 80 sampai 200 ribu. Bagaimana caranya memiliki rumah itu? "Setiap karyawan mulai Januari ini dipotong gajinya 20% sebulan untuk mencicil harga rumah", ujar Machmud. Walaupun seluruh karyawan akan mengalami pemotongan gaji sebanyak 20% itu, hanya golongan pegawai tertentu yang akan mendapat prioritas. Itu mengingat dalam 3 tahun pertama ini baru 90 rumah yang akan dibangun. Selain staf, "bisa saja pegawai rendah tapi sudah punya masa kerja lebih lama akan mendapat rumah lebih dulu dari pada pegawai tinggi yang baru saja bekerja pada ARCO", kata Machmud pula. Selain terdorong oleh peraturan pemerintah, program perumahan karyawan lokal ARCO itu juga berkat perjuangan Yayasan Kesejahteraan Karyawan ARCO yang ditunjuk untuk mengelola perumahan itu. Pada tahap pertama biaya pembangunan rumah dipinjamkan oleh perusahaan tanpa bunga. Lalu uang cicilan yang terkumpul digunakan untuk melunasi pinjaman itu, sedang sisanya untuk membangun rumah tahap berikutnya. Boleh juga langkah ARCO memenuju kesejahteraan sosial karyawannya itu. Sementara maskapai-maskapai minyak lainnya yang kapasitas produksi lepas pantainya setaraf dengan ARCO (100 ribu barel/hari), seperti UNION dan HAPCO, belum terdengar rencananya membangun rumah karyawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus