Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Menu Buka Puasa Pastikan Ada Kurma dan Buah Segar

Waktu berbuka puasa adalah waktu yang sangat dinanti di bulan Ramadan. Kemenkes menyarankan untuk selalu sedia kurma dan buah segar.

17 Mei 2018 | 12.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang menata kurma yang di tawarkan pada lapak kawasan Tanah Abang, Jakarta, 16 Mei 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki bulan Ramadan, menjaga pola makan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Menurut Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Eni Gustina, buah-buahan manis baik untuk dijadikan menu utama saat berbuka puasa. “Diawali dengan air putih hangat, lalu kita dari kesehatan menyarankan buah-buahan segar yang manis (tidak asam)," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 17 Mei 2018. Baca: Ini Kiat Belanja Fashion di Tanah Abang di Bulan Ramadan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eni menganjurkan untuk mengkonsumsi kurma untuk berbuka. Hal itu tentunya sejalan dengan ajaran agama. "Kurma itu mengandung karbohidrat dan energi”, kata Eni.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eni juga mengatakan bahwa tidak disarankan untuk berbuka langsung dengan porsi makan yang banyak agar sistem pencernaan mampu melakukan penyesuaian setelah seharian diistirahatkan dan tidak diisi makanan.

“Lambung kita kan selama belasan jam kosong nih, jadi kalau diisi jangan langsung banyak. Setelah buka puasa, kita shalat, tarawih. Nah, habis tarawih itu dilanjutkan makan dengan porsi piring makanku, banyak sayuran seperti biasa”, katanya. Baca: Malas Bergerak Faktor Risiko Hipertensi, Intip Kata Dokter

Ingat, makan bukan untuk sekadar kenyang, tetapi perlu memenuhi kebutuhan nutrisi dan menjaga kesehatan tubuh. Karena itu, masyarakat hendaknya mengetahui apa itu piring makanku yang dapat menjadi acuan bagi kita setiap kali makan.

Ilustrasi buah dan sayur. shutterstock.com

Piring sajian sebaiknya diisi dengan asupan karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral seimbang. Alasannya tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Untuk itu, konsumsilah pangan yang beragam. Dalam satu porsi sajian, sayur-sayuran dan buah-buahan memiliki porsi paling banyak, yakni separuh bagian piring setiap makan (satu kali sajian). Baca: Cegah Hipertensi, Makan Garam Maksimal 1 Sendok Teh Sehari

Sementara itu, separuh bagian piring lainnya dapat diisi dengan makanan pokok yang bisanya mengandung karbohidrat dan lauk-pauk yang banyak mengandung protein (porsi protein harus lebih banyak dibanding karbohidrat). Protein sangat penting karena peranannya sebagai sumber energi, zat pembangun tubuh, bahkan berfungsi juga dalam mekanisme pertahanan tubuh.

Untuk mengisi asupan protein, ikan bisa menjadi pilihan utama. Ikan sebenarnya tidak terlalu berbeda kandungannya dengan protein hewani lainnya. Namun, ikan dikatakan lebih menyehatkan karena lemak yang terkandung di dalam ikan bukan merupakan lemak jenuh. Baca: Tarawih Pertama, Imam Besar Istiqlal Berpesan Hindari Bergosip

Sebagai salah satu sumber protein hewani, ikan mengandung asam lemak tak jenuh (omega, yodium, selenium, fluorida, zat besi, magnesium, zink, taurin, serta coenzyme Q10). Selain itu, kandungan omega 3 pada ikan jauh lebih tinggi dibanding sumber protein hewani seperti daging sapi dan ayam. Ikan juga memiliki kandungan DHA, sementara daging sapi atau ayam tidak ada.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus