Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Menunggu air susu ibu

Para peneliti di inggris membuktikan bahwa asi mengatrol kecerdasan bayi prematur. penelitian melibatkan 300 bayi prematur. asi mengandung zat ter- tentu yang merangsang perkembangan otak.

29 Februari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AIR susu ibu (ASI) ternyata lebih ampuh dari dugaan semula. Kini para peneliti di Inggris membuktikan bahwa ASI mengatrol kecerdasan bayi prematur, setelah dibandingkan dengan bayi prematur yang diberi susu kaleng. Alan Lucas dan koleganya dari Bagian Nutrisi Universitas Cambridge melaporkan penemuannya itu dalam jurnal kedokteran Lancet, edisi awal bulan ini. Penelitian mereka melibatkan 300 bayi yang lahir prematur di beberapa rumah bersalin. Bayi yang lahir dengan bobot kurang dari 1.850 gram itu pada periode 1982-1985 kemudian dibagi dalam dua kelompok: peminum ASI dan peminum susu formula. Setelah mereka berumur sekitar delapan tahun, lalu dites kemampuan verbalnya, seperti berhitung, bicara, dan keterampilan menyusun balok. Hasilnya, bayi peminum ASI punya keunggulan nilai 8,3 point lebih tinggi daripada bayi peminum susu formula. Dan khusus yang menjurus pada perkembangan otak, tampaknya hasil penelitian ini makin mengukuhkan ASI sebagai formula yang ampuh. Menurut peneliti tadi, ASI mengandung zat tertentu yang merangsang perkembangan otak. Contohnya, lemak rantai panjang yang mengandung docosahexanoic acid, suatu asam lemak yang tidak dijumpai di komposisi susu formula. Asam lemak ini terkumpul dalam jumlah besar di otak dan retina mata. ASI juga mengandung beberapa faktor penting lainnya seperti hormon dan faktor penumbuh yang mendukung perkembangan dan pematangan otak. Di samping itu, keunggulan kimiawi dan biologis ASI dibanding susu formula ternyata banyak. Misalnya zat-zat penting antibodi: immunoglobulin A, antibakteria lysozyme dan lactoferrin. Zat itu umumnya tak ada pada susu kaleng. Selain itu, keunggulan kandungan ASI membawa beberapa keuntungan seperti rendahnya angka infeksi, mengurangi gangguan metabolisme, menghindari alergi, memangkas kemungkinan munculnya anemia, dan kekurangan vitamin. Hasil penelitian tim dokter Inggris itu juga menunjukkan bahwa perkembangan bayi prematur yang diberi ASI lebih unggul dibandingkan dengan bayi normal yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan faktor kondisi biologis bayi prematur pada umumnya. Bayi prematur diketahui sangat peka terhadap nilai nutrisi yang dimakannya. Menurut peneliti, pada bayi yang lahir sebelum waktunya ini perkembangan otaknya berjalan lebih cepat dibanding dengan bayi yang lahir normal. Penelitian yang bertujuan melihat kemampuan mental dan psikomotor pada anak-anak itu jelas menyimpulkan kaitan erat antara diet dan kemampuan otak. Selain itu, pemberian ASI punya pengaruh emosional antara ibu dan bayinya. Untuk mendukung program itu, misalnya, peraturan tenaga kerja di Denmark malah memberikan izin cuti enam bulan penuh pada ibu yang baru melahirkan. Kesempatan itu sesuai dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni si ibu memberikan ASI kepada bayinya sekurang-kurangnya empat bulan. Bagaimana di Indonesia? Dulu, soal cuti hamil pernah dibahas dalam sebuah seminar. Ada juga yang mengusulkan supaya ditambah menjadi empat bulan, bukan tiga bulan yang selama ini berlaku. "Tapi hasilnya tidak ada kabarnya lagi," kata Nardho Gunawan, Kepala Direktorat Bina Kesehatan Keluarga Departemen Kesehatan. Dalam seminar itu ia ikut bicara. Walau demikian, tingkat pemberian ASI di Indonesia dianggap baik. Survei terakhir pada tahun 1986 menunjukkan tingkat pemberian ASI sekitar 36%. Upaya itu terus digalakkan, misalnya dengan mengadakan lomba Rumah Sakit Sayang Bayi di seluruh Indonesia, sejak tahun lalu. Salah satu kriterianya adalah banyaknya ASI yang diberikan pada bayi. Para peneliti menyadari bahwa faktor kecerdasan anak tak hanya dipengaruhi oleh pemberian ASI. Faktor genetik dan kebiasaan dalam keluarga juga tak bisa dilepaskan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Dan ASI lebih baik dari susu formula memang tak akan ada yang berani membantahnya. Gatot Triyanto dan Bambang Purwantara (Kopenhagen)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus