Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Brand perlengkapan outdoor Eiger mengatakan saat ini membuat berbagai produk dan program jangka pendek dan panjang yang berfokus pada sustainability development. Deputy CEO PT Eigerindo Multi Produk Industri (MPI), Christian Hartanto Sarsono, mengatakan bahwa alam telah memberikan banyak peluang untuk belajar dan sudah sepatutnya masyarakat menjaga melalui tindakan nyata dan sistematis. "Kami menggunakan semangat sustainability, salah satunya dengan menghormati kepentingan bersama dan peduli ke lingkungan," kata Christian Hartanto pada di Kantor Pusat Eiger, Bandung pada 15 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu cara untuk menjaga alam melalui produk-produk Eiger adalah dengan menggunakan material ramah lingkungan dan produk daur ulang. Christian mengakui memang belum sepenuhnya ia dan tim Eiger membuat berbagai produk yang ramah lingkungan. "Tapi kami terus berproses," kata Christian yang yakin dalam 3 tahun ke depan akan semakin banyak produk dia yang lebih ramah lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini Eiger sudah memiliki kurang lebih 20 jenis produk yang menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan seperti kaus dari organic cotton atau katun bambu, serat kayu, atau memanfaatkan bahan sisa produksi hingga mengembangkan produk dari limbah botol plastik.
Baca: Alasan Eiger Kirim Surat Keberatan Minta Ulasan Produk Dihapus
Produk-produk ini dapat ditemukan dalam kaus, jaket serta aneka jenis tas mulai dari tote bag, tas selempang hingga carrier atau tas gunung. Christian yakin akan sulit sekali perusahaannya tidak menghasilkan sampah alias zero waste."Tapi bagaimana kita meminimalisir dampaknya terhadap lingkungan," ujar Christian.
GM Marketing PT Eigerindo MPI Harimula Muharam mengatakan Eiger telah melakukan riset untuk membuat tas gunung dengan bahan limbah botol plastik. Hal lain yang dilakukannya adalah dengan mengganti kerangka punggung tas gunung dari besi menjadi bambu. "Ini salah satu produk pendukung untuk program sustainability. Kita akan meluncurkan dua produk. Dari serat kayu dan ini (limbah botol plastik). Kita akan buat secara bertahap," kata Harimula.
Brand Ambassador Eiger Eddi Brokoli. Tempo/Mitra Tarigan
Salah satu brand ambassador Eiger Eddi Brokoli mengapresiasi langkah yang dipilih oleh Eiger untuk menggunakan material ramah lingkungan.
"Ini tas yang gue pakai kan dari bahan sisa produksi. Bagus kan jadi enggak buang sisa bahan, yang gue pakai sekarang biru belum tentu ada yang kayak gini lagi karena ini sisa hasil produksi supaya enggak dibuang," kata Eddi memamerkan tas biru yang bergantung di dadanya.
Eiger juga terus menyelenggarakan berbagai kegiatan kolaborasi untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Salah satu program yang Eiger luncurkan sebagai upaya bersama dalam pelestarian alam adalah "Tree Adoption" yang sudah berjalan sejak 2012. Dengan melakukan minimal pembelian Rp 100 ribu, Eigerian (sebutan pengguna produk Eiger) akan mendapatkan bibit tanaman yang dapat ditanam sendiri atau diserahkan ke toko untuk ditanamkan melalui Gerakan Tanam Indonesia.
ANTARA | MITRA TARIGAN