Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Olahraga yang Cocok untuk Lansia, Perhatikan Kondisi Fisik

Lansia boleh rutin berolahraga. Yang perlu diperhatikan, olahraga harus sesuai dengan kondisi fisik setiap lansia.

6 Maret 2020 | 10.58 WIB

Para lansia dengan semangat berolahraga mengangkat dumbbell kayu saat peringatan Hari Menghormati Usia di Sugamo, Jepang, 21 September 2015. Tingkat usia harapan hidup untuk pria di Jepang mencapai 80 tahun sementara untuk wanita bisa mencapai 86 tahun. REUTERS/Issei Kato
Perbesar
Para lansia dengan semangat berolahraga mengangkat dumbbell kayu saat peringatan Hari Menghormati Usia di Sugamo, Jepang, 21 September 2015. Tingkat usia harapan hidup untuk pria di Jepang mencapai 80 tahun sementara untuk wanita bisa mencapai 86 tahun. REUTERS/Issei Kato

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menginjak usia lanjut, setiap orang tentu tetap ingin sehat dan bugar. Selain mengonsumsi makanan yang bernutrisi, olahraga tentu tak boleh dilupakan. Tapi, yang perlu diperhatikan, olahraga harus sesuai dengan kondisi fisik setiap lansia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis geriatri C. H. Soerjono pun mengatakan kondisi fisik lansia dibagi menjadi empat, yakni sehat aktif, sehat tidak aktif, memiliki masalah kardiovaskular, dan gangguan fungsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Keempat kondisi ini memiliki jenis olahraga yang berbeda dan harus disesuaikan,” katanya dalam acara Stand4Strength di Jakarta pada Kamis, 5 Maret 2020.

Bagi lansia dengan kondisi sehat aktif, seluruh aktivitas fisik pun bisa dikerjakan, termasuk olahraga beregu, jalan-jalan ke luar kota maupun negeri, ataupun melakukan aktivitas di rumah seperti bercocok tanam.

“Kondisi pertama ini bagus sekali. Jadi, bebas boleh apa saja jenis olahraganya,” ungkapnya.

Sedangkan bagi lansia yang sehat tidak aktif alias dari muda malas berolahraga, jenis olahraga harus disesuaikan dengan konsultasi ke dokter. Menurut Soerjono, ini karena tubuh yang tidak terbiasa olahraga bisa menjadi kaku.

“Kalau salah pilih gerakan dan tidak sesuai dengan imbauan dokter, justru lebih berbahaya. Sebaiknya memang ke dokter untuk tanya apa olahraga yang cocok,” jelasnya.

Untuk lansia dengan masalah kardiovaskular, Soerjono pun mengimbau agar mereka fokus pada aktivitas fisik yang aerobik, termasuk jalan cepat, bersepeda, senam lantai, berenang, dan berlari.

“Aerobik bagus sekali untuk kesehatan jantung. Latihannya cukup yang ringan saja sudah memperbaiki kerja jantung,” tuturnya.

Terakhir untuk lansia dengan gangguan fungsi, mereka pun bisa menjalankan olahraga yang berfokus pada kekuatan fungsi dan latihan keseimbangan. Menambahkan gerakan aerobik juga disarankan Soerjono.

“Contohnya lansia dengan demensia, mereka bisa latihan fungsi kognitif dan keseimbangan, ditambah juga dengan jalan pagi begitu,” ungkapnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus