Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Pahami Kondisi yang Membuat Suntik Vaksin Covid-19 Ditunda

Beberapa gejala membuat orang, termasuk lansia, ditunda atau batal mendapatkan vaksin COVID-19. Apa saja itu?

7 Maret 2021 | 16.08 WIB

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa gejala membuat orang, termasuk lansia, ditunda atau batal mendapatkan vaksin COVID-19. Orang dengan riwayat penyakit akut dan tidak terkendali, kemudian pasien kanker dengan pengobatan, kecuali ada surat rekomendasi dari dokter yang merawat, juga sebaiknya menunda waktu vaksinasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Orang yang kontak dengan pasien COVID-19, ada gejala demam, batuk, pilek, sesak napas. Kalau ada, tunda 14 hari. Apakah pernah terkonfirmasi? Kalau iya tunda tiga bulan sejak terkonfirmasi," kata Ketua Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) dan dokter spesialis geriatrik, Prof. dr. Siti Setiati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Orang dengan penyakit autoimun sistemik, tunda atau berkonsultasi dulu dengan dokter," tambah Siti.

Khusus lansia, ada syarat tambahan yang perlu dipenuhi sebelum vaksinasi COVID-19 yakni terkait kerentaan dan ini bisa berdampak pada gagalnya mendapat vaksin. Siti mengatakan dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan penting, misalnya ada tidaknya kesulitan naik 10 anak tangga, sering merasa lelah, kesulitan berjalan sekitar 100-200 meter, penurunan berat badan signifikan dalam setahun terakhir.

Pertanyaan lain terkait apakah memiliki paling sedikit lima dari penyakit, yakni hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke, dan penyakit ginjal.

"Kalau ada tiga atau lebih jawaban ya, maka sebaiknya memang vaksinasi tidak diberikan. Atau punya lima penyakit ditambah dua masalah lain, maka tidak disarankan untuk vaksinasi," jelasnya.

Untuk memudahkan, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) sudah membagikan kuesioner yang bisa diisi mencakup RAPUH yang merupakan kependekan dari Resistensi, Aktivitas, Penyakit lebih dari empat, Usaha berjalan, dan Hilangnya berat badan.

Pada kategori Resistensi, pertanyaan yang harus dijawab, "Dengan sendiri atau tanpa bantuan alat, apakah mengalami kesulitan naik 10 anak tangga tanpa istirahat di antaranya." Beri skor 1 untuk jawaban ya dan 0 untuk tidak.

Menurut Siti, lansia sebaiknya menjalani penyaringan atau skrining kerentaan minimal tiga hari jadwal vaksinasi agar apabila ada penyakit bisa mendapatkan pengobatan dan mengetahui layak atau tidaknya divaksin. Skrining bisa dilakukan mandiri di rumah atau fasilitas kesehatan macam puskesmas atau rumah sakit.

Dia menekankan persiapan agar vaksinasi bisa bekerja optimal, mempertimbangkan disfungsi imunitas karena usia. Hal ini berhubungan dengan respons terhadap vaksin yang kurang maksimal.

"Karena immunosenescence biasanya sudah terjadi inflamasi kronis lebih rendah akibat kombinasi penurunan imunitas tubuh, paparan terhadap antigen terus menerus, peningkatan produksi sitokin proinflamasi dari senescent T cell, dan makrofag," ujar Siti.

Sementara itu, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sekaligus HealthCare Communicator Kalbe Nutritionals, Muliaman Mansyur, mengatakan selain skrining riwayat penyakit, Anda juga perlu siap secara psikis dan fisik sebelum, selama, dan sesudah vaksinasi.

"Penting untuk mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang dengan kandungan tinggi protein, vitamin dan mineral, khususnya vitamin C, D dan zinc. Khusus lansia, apabila kurang mendapat asupan nutrisi protein, maka risiko malnutrisi dan sarkopenia atau berkurangnya massa dan kekuatan otot akan mudah terjadi," ujar Siti.

Vitamin D, khususnya, terbukti berperan dalam mendukung fungsi kekebalan dan mengurangi risiko infeksi. Selain itu, imunitas yang terbentuk pascavaksinasi menjadi kurang optimal. Setelah vaksinasi pun, Anda masih memerlukan nutrisi memadai untuk menjaga imunitas, khususnya lansia yang masih aktif berkegiatan, baik secara profesional maupun secara sosial.

Dia menyimpulkan mempersiapkan kondisi tubuh yang sehat dan fit sebelum menjalani skrining yang melihat kondisi kesehatan sebelum divaksin sangat dipengaruhi oleh pemenuhan nutrisi harian, terutama pada lansia. Hal itu perlu mendapatkan perhatian agar vaksin COVID-19 dapat bekerja secara efektif.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus