Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pasca Gempa Palu Donggala, Waspadai Kolera dan 7 Penyakit Ini

Meski gempa besar yang mengguncang Palu dan Donggala telah berlalu, ancaman bahaya masih ada. Simak apa saja yang harus diwaspadai.

2 Oktober 2018 | 16.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penduduk membawa barang-barangnya melewati jalanan yang amblas akibat gempa di Kelurahan Balaroa, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Likuifaksi merupakan pencairan tanah yang disebabkan gempa bumi. REUTERS/Beawiharta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa dengan Magnitudo  7,4  mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat, 28 September 2018. Gempa Palu Donggala ini mengakibatkan gelombang tsunami yang menerjang pantai Talise di Kota Palu dan pantai di Donggala. Korban tewas dilaporkan nyaris mencapai seribu orang.

Baca juga: Paska Gempa Palu, Tilik Masalah Kesehatan yang Jadi Prioritas
 
Meski gempa besar yang mengguncang Palu dan Donggala telah berlalu, ancaman bahaya masih ada. Wabah penyakit infeksi setelah bencana alam seperti badai, banjir, tsunami dan gempa bumi sering terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia.
 
Sebagian besar penyakit pasca bencana ditimbulkan oleh sanitasi yang buruk, kurangnya air bersih, dan makanan yang terkontaminasi bakteri.
 
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat menyerang korban bencana:

1. Kolera 
Kolera adalah penyakit infeksi usus yang disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae. Bakteri ini dapat kontak dengan manusia dari air minum atau makanan yang terkontaminasi. Penyakit ini dapat berkembangan dengan cepab, bahkan dapat membunuh seseorang dalam waktu kurang dari sehari.
 
Infeksi penyakit ini menyebabkan diare berat yang menyebabkan hilangnya cairan tubuh hingga 10 liter dalam sehari sehingga menyebabkan dehidrasi parah, syok, dan risiko kematian.
 Ilustrasi tangan diinfus. hsi-med.com
2. Demam Tifoid
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Anda bisa tertular dengan makan makanan atau minum minuman dari orang yang terinfeksi. Bakteri tersebut masuk ke dalam air yang Anda gunakan untuk minum atau mencuci.
 
Demam tifoid gejalanya termasuk demam tinggi 39-40 derajat celcius yang berkelanjutan, tubuh lemas, sakit perut, sakit kepala atau kehilangan nafsu makan. Beberapa orang ada yang menderita diare, namun ada juga yang malah mengalami konstipasi. 
 
3. Disentri
Disentri juga dapat menyebar melalui air minum yang terkontaminasi, meskipun juga dapat disebabkan oleh parasit yang hidup di perut seseorang. Sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri.
 
Disentri menyebabkan diare di mana ada darah dan nanah dalam kotoran. Dalam kasus yang jarang terjadi, dapat membunuh penderitanya dalam 24 jam. Namun, sebagian besar kasus hilang dengan sendirinya, tanpa pengobatan.
 
Gejala utama disentri adalah diare dengan bercak darah, lendir, atau nanah. Gejala lain, tiba-tiba demam tinggi dan menggigil, sakit perut, kram dan perut kembung, hilang nafsu makan, sakit kepala, kelelahan, muntah dan dehidrasi. Jika dehidrasi menjadi parah, orang yang terinfeksi bisa berisiko koma hingga kematian. 

Selanjutnya, waspada penyakit yang menyebar melalui kotoran manusia.
 
4. Hepatitis A dan E 
Penyakit-penyakit ini menyebar melalui kotoran manusia. Seseorang bisa terinfeksi virus ini dari air atau makanan yang terkontaminasi.
 
Tidak ada pengobatan khusus atau obat antibiotik untuk hepatitis A atau E. Mereka yang menderita penyakit ini harus banyak beristirahat, tetap terhidrasi, dan makan makanan bergizi.
 
5. Balantidiasis 
Ini merupakan jenis infeksi usus yang juga disebabkan dari kontak dengan air yang terkontaminasi. Infeksi ini umumnya menyebar di daerah di mana manusia dan hewan peliharaan, khusunya babi, tinggal berdekatan.
 
Babi banyak membawa bakteri yang menyebabkan balantidiasis dan dapat ditularkan ke manusia. Ini juga bisa menyebar ketika kotoran babi masuk ke air yang digunakan manusia untuk mencuci atau minum.
 
Gejala-gejala dari kondisi ini termasuk diare akut, disentri, mual, nafas berbau tak sedap, radang usus besar, sakit perut, penurunan berat badan, ulserasi usus yang mendalam dan kemungkinan perforasi usus. Jika tidak diobati, bisa berisiko kematian. 
 
6. Leptospriosis 
Air minum yang terkontaminasi juga dapat membawa bakteri penyebab leptospriosis. Seseorang berisiko terinfeksi ketika air terkontaminasi oleh air kencing hewan yang membawa bakteri yang menyebabkan leptospriosis, seperti sapi, babi, kuda, anjing, hewan pengerat dan hewan liar.
 
Gejalanya meliputi demam tinggi, sakit kepala berat, menggigil, nyeri otot dan muntah. Mereka yang terinfeksi juga dapat terserang penyakit kuning, mata merah, sakit perut, diare atau ruam.

Jika tidak ditangani, pasien dapat berisiko mengalami kerusakan ginjal, meningitis, gagal hati dan gangguan pernapasan. Dalam kasus yang jarang terjadi, leptospriosis dapat menyebabkan kematian.
 Ilustrasi - Stop Demam Berdarah. Doc KOMUNIKA ONLINE
7. Gigitan atau sengatan binatang  
Jika Anda berada di negara tropis, Anda mungkin berisiko mengalami gigitan dari laba-laba dan ular berbisa. Selain itu, nyamuk juga bisa menjadi ancaman
 
Gigitan hewan-hewan tersebut bisa berisiko beberapa penyakit. Seperti Malaria dan Demam Berdarah.  Malaria, adalah penyakit menular yang disebarkan oleh nyamuk, terutama di iklim tropis. Gejala mulai muncul 10 sampai 15 hari setelah infeksi, termasuk sakit kepala dan demam, menggigil, otot dan nyeri sendi, mual dan muntah, serta kejang. Jika tidak segera diobati, berisiko kematian.

Baca juga:Gempa Hari Ini, Waspada Depresi dan Efek Lainnya pada Kesehatan 
 
Sementara demam berdarah, adalah penyakit menular lainnya yang disebarkan oleh nyamuk. Gejalanya termasuk demam yang tiba-tiba dengan sakit kepala yang parah, nyeri otot dan persendian, dan ruam. Gejala seringkali hilang dalam enam hingga tujuh hari. Namun, dalam kasus yang parah, kematian bisa terjadi.
 
AHMAD FAIZ IBNU SANI | CBC | VERYWELLHEALTH

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus