Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis jantung Yusra Pintaningrum mengatakan orang harus punya pengetahuan bantuan hidup dasar agar bisa menyelamatkan orang. Salah satunya jika mengalami henti jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Karena penting sekali bisa menolong orang yang terkena serangan jantung secara cepat. Jadi perlu sekali pelatihan bantuan hidup dasar,” ujar dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mataram itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yusra mengatakan bantuan hidup dasar perlu dipelajari semua orang, tidak hanya bagi tenaga medis. Salah satunya mempelajari tentang pijat jantung.
“Jadi semua orang harus mempelajari, bagaimana caranya itu di internet banyak cara bantuan hidup dasar, itu pasti ada,” ucapnya.
Menurutnya, mempelajari pijat jantung perlu karena penyakit jantung merupakan penyakit tidak menular yang paling banyak dialami penduduk Indonesia. Beberapa cirinya adalah sering sesak napas, nyeri pada area dada, dan irama jantung tidak beraturan.
“Perlu ada pemeriksaan lebih lanjut jika mengalami keluhan tersebut agar bisa ditangani dengan tepat, terutama jika mempunyai faktor risiko seperti kencing manis, darah tinggi, faktor genetik dari keluarga, dan kebiasaan merokok,” jelasnya.
Faktor risiko
Ia juga mengatakan penyakit ini muncul karena gaya hidup masyarakat yang tidak sehat dengan mengonsumsi gula, garam, dan gorengan. Ia menjelaskan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner juga bisa dari diabetes akibat kelebihan gula, hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan lemak dari gorengan dan santan.
“Gula dibatasi empat sendok makan per hari per orang, garam satu sendok teh per hari, dan lemak sebaiknya lima sendok makan per hari per orang,” jelas Yusra.
Ia juga mengingatkan untuk rutin cek kesehatan bagi yang sudah lanjut usia setiap enam bulan dan jika terdeteksi memiliki faktor genetik penyakit jantung. “Kalau orang tua ada riwayat sakit jantung walaupun masih muda, ada baiknya segera periksa atau medical check up. Untuk orang tanpa faktor risiko setahun sekali cukup,” sarannya.
Baca juga: Waspadai Gejala Penyakit Jantung Bawaan