Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Berita Tempo Plus

Kans Sukses Perancang Busana Baru

Perkembangan teknologi sejatinya mempermudah langkah para desainer muda merintis karier.

27 Oktober 2024 | 00.00 WIB

Model memperagakan busana rancangan Ernesto Abram dalam Jakarta Fashion Week 2025 di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, 26 Oktober 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Perbesar
Model memperagakan busana rancangan Ernesto Abram dalam Jakarta Fashion Week 2025 di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, 26 Oktober 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Banyaknya agenda fashion show saat ini menguntungkan desainer muda.

  • Kehadiran media sosial hingga marketplace juga menguntungkan langkah perancang muda. 

  • Identitas dan ciri khas menjadi hal wajib bagi desainer untuk mencapai kesuksesan.

SEJUMLAH desainer muda mengatakan ekosistem mode di Tanah Air kini terasa lebih ramah untuk para perancang busana muda yang sedang merintis karier. Menurut mereka, terdapat beberapa keuntungan yang sebelumnya cukup sulit ditemukan pada beberapa tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Desainer spesialis modest fashion, Indah Nada Puspita, menyebutkan saat ini tersedia cukup banyak pergelaran busana dari yang bertaraf lokal, nasional, hingga internasional nan bergengsi, seperti Jakarta Fashion Week 2025. Menurut dia, fashion show bisa menjadi ajang unjuk gigi bagi para pemula.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Belum lagi, dalam beberapa tahun terakhir, dunia mode di Tanah Air makin diramaikan oleh modest fashion. Menurut Indah, modest fashion bisa menjadi pilihan para desainer muda untuk memantapkan karier.

"Tak bisa dimungkiri, masyarakat Indonesia itu banyak sekali yang menjadi konsumen modest fashion," kata perempuan 31 tahun pemilik jenama mode Nada Puspita itu.

Satu suara dengan Indah, Rinda Salmun, pemilik jenama fashion RTW Studio, menganggap kemudahan akses acara mode ikut menguntungkan para desainer belia yang sedang meniti karier. Tak perlu seketika itu juga ia menjadi peserta baru dalam pemutaran film. Datang ke acara fashion show sudah banyak membantu membuka ruang ide dan kreativitas. 

Selain itu, Rinda mencatat kehadiran beragam media sosial membuat para desainer muda lebih mudah menyiapkan jalan kesuksesan. Ya, saat ini media sosial sudah menjadi sebuah kekuatan besar yang bisa dimanfaatkan siapa saja.

Desainer pakaian Nada Puspita tampil bersama karyanya yang diperagakan model dalam Jakarta Fashion Week 2025 di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, 25 Oktober 2024. TEMPO/Ilham Balindra

Pertama, media sosial bisa menjadi sarana belajar tentang mode. Sebab, terdapat banyak akun yang membagikan beragam ilmu dan ide pembuatan sebuah busana. Kedua, media sosial juga bisa menjadi sarana promosi bagi para desainer anyar.

Maklum, ruang lingkup yang besar, ditambah kehadiran warganet dalam jumlah besar, bisa menjadi sarana promosi pemasaran beragam produk busana perancang muda. "Saya cukup optimistis dibanding kondisi 10 tahun yang lalu," tutur perempuan 39 tahun itu.

Kehadiran marketplace juga membantu menghadirkan ekosistem berkarya yang ramah untuk para desainer muda. Kehadiran media sosial dan marketplace membuat masyarakat mudah mengenal karya para desainer muda. Otomatis hal itu membuat masyarakat mudah mendapatkan produk dari desainer muda.

Jika barang yang dijual desainer muda memuaskan, sudah pasti pembeli akan kembali berbelanja. Kualitas yang terjaga dan harga yang bersaing membuat masyarakat lebih mudah menerima beragam jenama alias merek lokal karya desainer-desainer muda. 

"Dan terjadi, konsumen sekarang menerima sekali jenama lokal. Mereka sudah tidak ragu akan kualitas dan desain jenama lokal," ujar desainer Benang Jarum, Mitha Huljana.

Selain itu, pilihan berkreasi bisa mempermudah karier para desainer muda. Desainer Temma Prasetio menyarankan para perancang busana yang baru merintis karier untuk menyiapkan amunisi ide yang banyak. Sebab, di dunia fashion, keunikan dan ciri khas karya bisa menjadi magnet ketertarikan masyarakat.

Selain itu, para desainer belia bisa menentukan pilihan yang lebih spesifik, seperti wastra Nusantara. Temma beralasan wastra ibarat warisan dan ciri khas Indonesia yang harus dijaga kelestariannya. Terlebih wastra selalu punya pangsa pasar sendiri. "Saya enggak masalah kalau desain wastra saya ditiru oleh yang muda-muda," kata pria 43 tahun itu.

Selain itu, Temma menyarankan para desainer muda untuk tahan banting ketika memulai karier. Sebagai pemain baru, kata Temma, sudah pasti banyak tantangan dan perjuangan yang harus dilalui. Selain itu, para desainer muda harus berani mengambil keputusan, termasuk mengeksekusi ide baru sampai bersedia diajak tampil dalam perhelatan fashion show.

"Jika tampil di fashion show, tampilkan busana yang ready to wear. Sekarang sudah enggak bisa menampilkan busana yang out of the box."

Desainer pakaian Mayaratih dalam Jakarta Fashion Week 2025 di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, 25 Oktober 2024. TEMPO/Ilham Balindra 

Sementara itu, desainer Maya Ratih juga menyarankan para perancang busana muda untuk ikut melestarikan wastra Nusantara. Menurut pemilik jenama Mayaratih Couture itu, wastra Nusantara cukup menjanjikan untuk ditekuni. Sebab, keindahan dan nilai budaya yang tinggi akan selalu menempatkan wastra pada kelas yang tinggi. 

"Sepertinya enggak ada negara lain yang punya kekayaan kain sebanyak kita," ujarnya.

Kuncinya, menurut Maya, para desainer muda harus punya karakter sendiri dalam setiap karyanya. Selain itu, mereka harus jeli dan paham bahwa ide berkarya itu bisa datang dari mana saja. "Intinya, jangan takut mencoba hal baru dan kuatkan terus DNA rancangan kita."

Adapun desainer Ernesto Abram meminta para desainer muda realistis dan paham bahwa untuk menuju kesuksesan diperlukan perjuangan serta waktu yang tidak sedikit. Ia mencontohkan dirinya yang setidaknya butuh waktu hingga 10 tahun untuk mencapai titik saat ini.

Menurut Ernesto, tahun kelima biasanya menjadi waktu paling krusial untuk desainer muda. Sebab, pada saat itulah mereka akan mengalami masa sulit, baik dari segi idealisme maupun keuangan. "Jadi, memang butuh passion besar di dunia mode biar enggak gampang goyah," katanya. 

Sementara itu, Creative Director Jakarta Fashion Week 2025 Andandika Surasetja mengatakan JFW juga punya misi besar untuk merangkul jenama-jenama baru nan potensial. Dalam platform Indonesia Fashion Forwards, para desainer senior akan dilibatkan dalam mencari bibit-bibit baru untuk diberi kesempatan tampil dalam panggung sebesar JFW 2025.

Tak hanya memilih, para desainer senior juga akan mendampingi jenama rintisan agar bisa menjadi besar dan bertahan di industri mode. Sedangkan desainer senior yang berkontribusi besar dalam pelaksanaan JFW 2025 antara lain Sebastian Gunawan, Chossy Letu, Eridani, Andreas Odang, dan Jeffry Tan.

Lalu ada desainer aksesori Rinaldy A. Yunardy yang mendampingi dan menjadi mentor dalam Lomba Perancang Aksesori serta Denny Wirawan yang berkarya di Dewi Fashion Knights.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Ecka Pramita (Jakarta) berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Indra Wijaya

Indra Wijaya

Bekarier di Tempo sejak 2011. Alumni Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ini menulis isu politik, pertahan dan keamanan, olahraga hingga gaya hidup.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus