ADA kabar gembira buat penderita Apenyakit mata katarak. Di beberapa rumah sakit besar di Indonesia pada saat ini telah dapat dilakukan pembedahan katarak dengan cara mengangkat lensa mata yang keruh. Lensa ini kemudian diganti dengan lensa intraokular, atau dikenal dengan sebutan Implantasi Lensa Intraokular (pencangkokan lensa mau. Dengan cara ini, penderita katarak -- setelah pembedahan selesai -- sudah dapat melihat dengan normal kembali. Katarak adalah penyakit mata yang timbul karena lensa mata menjadi buram. Di Indonesia, katarak merupakan penyebab tertinggi dari 1,2 persen kebutaan yang diderita penduduk. Penyakit ini dapat disebabkan karena bawaan, kecelakaan, akibat komplikasi penyakit lain, juga akibat proses degeneratif. Penglihatan para penderita katarak seperti terhalang oleh tabir asap. Matanya sering silau. Tabir asap ini semakin lama semakin tebal. Sampai suatu saat ia hanya dapat membedakan gelap dan terang saja. Satu-satunya cara untuk menghilangkan tabir asap itu ialah dengan mengangkat lensa lewat pembedahan. Tapi timbul masalah baru, yaitu afakia -- mata yang tak berlensa lagi akibat operasi pengangkatan lensa. Karena itu, penderita perlu dibantu dengan sebuah alat, misalnya dengan kaca mata afakia. Ataupun dengan memasang lensa buatan yang dikenal dengan istilah lensa intraokular seperti tersebut di atas. Penderita afakia penglihatannya terbatas. Jika mata normal mampu melihat orang menghitung dengan jari dari jarak 60 meter mata penderita afakia paling hanya mampu melihat dari jarak 1 meter. Pemakaian kaca mata, menurut dr. Akmam, memang dapat menolong penderita. Sayang, hasilnya masih kurang memuaskan. "Pada saat penderita berjalan, benda yang dilihat terasa bergoyang-goyang. Ini dapat memusingkan," kata ahli mata FK UI ini. Dengan berkembangnya teknik bedah mikro mata, keluhan itu bisa diatasi, dengan menanamkan lensa buatan -- terbuat dari sejenis plastik -- yang disebut lensa intraokular. Harganya sekitar Rp 195.000, tidak terlalu mahal, dibanding alat bantu lainnya. "Dari segi kenyamanan, sistem ini lebih terjamin, dan berlaku seumur hidup," ujar guru besar FK UI ini. G.T.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini