Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pendidikan anak usia dini (PAUD), merupakan edukasi mula untuk pembinaan. PAUD bermanfaat untuk pembinaan sebelum anak-anak memasuki jenjang pendidikan dasar. Mengutip publikasi berjudul Benefits of Early Childhood Education, pendidikan anak usia dini menambah kesempatan belajar dan berkembang. Anak-anak yang mengikuti program prasekolah dibimbing beraktivitas sosial, kognitif, dan emosional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum berkembang di banyak negara, kemunculan PAUD telah melewati rentang waktu yang panjang. Bagaimana asal-usul pendidikan anak usia dini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip situs web PAUD, pemrakarsa jenjang pendidikan anak usia dini adalah Friedrich Wilhelm August Frobel pada 1840 di Blankerburg, Jerman. Ia mendirikan taman kanak-kanak (kindergarten) yang dikenal dengan dengan Frobel School.
Konsep taman kanak-kanak itu menyebar ke banyak negara. Pada 1907, muncul taman kanak-kanak bentuk lain. Ahli pendidikan Maria Montessori mendirikan Casa dei Bambini, yang berarti rumah anak di San Lorenzo, Italia. Rumah anak ini untuk anak-anak keluarga miskin dan kaum buruh.
Pendidikan usia dini masuk ke Indonesia dibawa oleh Belanda semasa kolonial.
Seiring waktu, lahirnya organisasi Budi Utomo, para cendekiawan menyadari pentingnya pendidikan masyarakat pribumi. Mengutip situs web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pendidikan anak usia dini berbasis agama dan nasionalisme pertama kali dipelopori organisasi perempuan Islam, Aisyiyah di Yogyakarta bernama Bustanul Atfhal, pada 1919.
Bustanul Atfhal menerapkan kurikulum nasionalisme dan agama, untuk merespons popularitas lembaga PAUD yang berorientasi pola pendidikan Eropa. Pada 1922, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Taman Lare. Lembaga itu kemudian berkembang menjadi Taman Indria.
Pada masa kolonial Jepang, pendidikan sejenis PAUD tetap ada, namun keberadaannya semakin berkurang. Pemerintahan Jepang tak terlalu peduli dan tidak mengawasi secara formal penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Namun, pemerintahan kolonial melengkapi kegiatan pendidikan PAUD dengan menambahkan nyanyian Jepang dalam kelas.
Setelah Indonesia merdeka, pendidikan anak usia dini terdiri atas enam periode. Adapun periode 1945 hingga 1965. Periode 1965 hingga 1998. Periode 1998 hingga 2003. Periode 2003 hingga 2009. Periode 2010 hingga sekarang. PAUD di Indonesia kini dalam bentuk satuan meliputi TK, termasuk Taman Kanak-Tanak Bustanul Athfal, Raudhatul Athfal, Kelompok Bermain, dan Tempat Penitipan Anak.
HENDRIK KHOIRUL MUHID