Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Penyebab Ibu Hamil Sering Sakit Kepala, Jangan Abaikan

Ibu hamil rentan mengalami tekanan darah tinggi dan pembekuan darah, termasuk CVST, sehingga sering sakit kepala. Berikut penjelasan pakar.

26 Januari 2025 | 21.11 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi hamil bermasalah. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Trombosis sinus vena serebral (CVST) sebenarnya jarang terjadi tetapi berpotensi mengancam jiwa ibu hamil. CVST adalah bentuk stroke yang mungkin jarang terjadi namun bukan tidak mungkin dialami dan disebabkan gumpalan darah yang terbentuk dalam sinus vena otak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada sistem koagulasi yang bertahan hingga masa nifas dan menyebabkan hiperkoagulasi sehingga meningkatkan risiko CVST. Operasi sesar, infeksi sistemik, muntah, dan anemia meningkatkan risiko. Periode dengan risiko tertinggi adalah trimester ketiga dan empat minggu pertama pascapersalinan. Faktor risiko penyakit ini termasuk kehamilan, kontrasepsi oral, dan dehidrasi, atau faktor yang lebih permanen seperti penyakit trombotik, trombofilia genetik, dan kanker.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sakit kepala adalah gejala paling umum yang sering dikeluhkan pasien CVST. Gejala lain yang dialami termasuk sakit kepala, penglihatan kabur, pingsan atau kehilangan kesadaran, kehilangan kendali atas gerakan di bagian tubuh, kejang, dan koma,” ujar Direktur klinis dan kepala Bagian Neurologi Marengo Asia Hospitals Faridabad di India, Kunal Bahrani, dikutip dari Times of India.

Bahrani menjelaskan jika CVST tidak diobati maka dapat menyebabkan komplikasi, termasuk masalah bicara, kesulitan menggerakkan bagian tubuh, masalah penglihatan, sakit kepala, peningkatan tekanan cairan dalam tengkorak, tekanan pada saraf, dan cedera otak. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat berakibat fatal bagi pasien.

Siapa yang berisiko?
Wanita dengan faktor risiko tertentu, seperti kelebihan berat badan, merokok, diabetes, trauma, atau operasi sebelumnya berisiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah di otak selama kehamilan. Direktur klinis Program Bedah Otak dan Tulang Belakang, Marengo Asia Hospitals Faridabad, Tarun Sharma, mengatakan, kehamilan adalah kondisi yang sangat dinamis dan hiperkoagulasi. 

Dengan kata sederhana, ibu hamil rentan mengalami tekanan darah tinggi dan pembekuan darah. Gumpalan ini dapat terbentuk di mana saja di dalam tubuh. Secara teknis kondisi ini disebut Trombosis Vena Dalam (DVT). Ketika terbentuk di dalam otak, gumpalan ini disebut Trombosis Sinus Vena Serebral (CVST).

Gejala klinis umumnya berupa sakit kepala, muntah, dan mungkin kejang. Wanita mengabaikan gejala umum, sakit kepala, dan muntah selama kehamilan dan mengalami kejang. Jadi, kesadaran sangat penting untuk pemeriksaan tepat waktu ke dokter dan perawatan lebih lanjut.

Pemeriksaan gumpalan darah di otak perlu untuk mendiagnosis CVST area aliran darah di otak. Untuk mengevaluasi aliran darah di otak, pasien disarankan menjalani tes pencitraan seperti MRI otak, MR venogram, CT venogram, dan tes darah. Bila dicurigai menderita CVTS, pasien harus segera mencari pertolongan medis dan spesialis saraf. 

Pengobatan CVST 
Untuk menangani CVST, antikoagulasi adalah terapi lini pertama. Jika pasien mengalami kerusakan saraf atau koma meski telah mendapatkan perawatan medis, terapi endovaskular atau intervensi bedah dapat dipertimbangkan untuk penanganan lebih lanjut.

Pencegahan CVST 
Untuk mengurangi risiko CVST, orang disarankan untuk makan makanan rendah lemak, perbanyak makan buah dan sayuran, berolahraga setiap hari, tidak merokok, dan mengendalikan kondisi kesehatan kronis seperti diabetes.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus