Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Penyesalan yang Biasa Diungkapkan Orang Menjelang Kematian

Seorang perawat pasien sekarat membagikan pengalamannya mendampingi mereka menjelang kematian dan penyesalan yang biasa diungkapkan.

20 November 2024 | 22.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai emosi sering ditunjukkan orang menjelang ajal. Seorang perawat di rumah perawatan khusus orang sekarat, Julie McFadden, mengungkapkan tiga penyesalan yang biasa disampaikan pasien di saat-saat akhir hayatnya. Yang paling umum adalah penyesalan tak memanfaatkan masa-masa sehat dalam hidupnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hal pertama yang selalu saya dengar adalah mereka menyesal tidak menghargai kesehatan saat diberi kesempatan," ujar McFadden dalam podcast Dr. Karan Rajan, pakar bedah di Inggris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyesalan kedua yang sering didengar wanita yang sudah 15 tahun bertugas mendampingi orang-orang yang sekarat itu adalah pengakuan para pasien yang telah bekerja terlalu keras sehingga melupakan aspek-aspek lain kehidupan. Terakhir, seperti yang dibagikan McFadden lewat video di akun Instagram-nya, adalah penyesalan para pasien itu terkait hubungan, terutama jika tak mampu menjaganya tetap baik.

Edukasi dan pemahaman diri
Ia juga pernah mengatakan di video YouTube bahwa kematian bisa memunculkan perasaan sangat kacau, tak selalu indah. Menjelang ajal, orang bisa merasakan sakit, napas tersengal, gelisah, bingung, dan kekacauan secara umum. McFadden pun menawarkan strategi untuk menghindari "kekacauan" menjelang kematian

Rekomendasi pertamanya adalah edukasi dan memahami apa yang diharapkan, yang wajar dan tak wajar. Setelah itu, lakukan dialog terbuka dengan diri sendiri, para dokter, perawat, keluarga, mengenai perasaan Anda, apa yang dibutuhkan, dan bagaimana mereka bisa membantu, jelasnya. Pahami juga, di akhir kehidupan Anda perlu mempersiapkan diri untuk hari-hari terakhir di dunia yang pasti tak sama dengan sebelumnya.  

"Anda tak bisa lagi melakukan semua hal seperti dulu, tak bisa lagi hidup dengan supermandiri. Itulah yang sulit, susah diterima. Namun dengan mempelajari hal-hal itu, diharapkan Anda lebih siap ketika kehidupan berakhir," ungkap McFadden, dikutip dari Daily Mail.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus