Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Psikolog Bagi Saran Menawarkan Bantuan pada Korban Bencana

Psikolog mengatakan saat berada di lingkungan yang terdampak bencana, orang yang datang sebaiknya bersikap empati dan memahami kondisi korban bencana.

20 Januari 2025 | 19.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tim gabungan yang terdiri dari Pemadam Kebakaran (damkar), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Labolatorium Forensik (Lapfor) Bareskrim Mabes Polri, serta Palang Merah Indonesia (PMI), berhasil menemukan dua kantong jenazah korban kebakaran yang terjadi di Glodok Plaza, Jakarta Barat, 17 Januari 2025. TEMPO/Advist Khoirunikmah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Livia Iskandar mengatakan saat bersama korban bencana atau musibah sebaiknya menawarkan bantuan konkret sesuai yang dibutuhkan. Psikolog di Yayasan Pulih ini mengatakan saat berada di lingkungan yang terdampak bencana, orang yang datang sebaiknya bersikap empati dan memahami kondisi korban bencana. Empati tersebut bisa dengan memahami jika berada di posisi korban yang kehilangan harta benda akibat bencana dan menawarkan bantuan jika diminta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Memang harus pertama ditanya adalah 'Apa yang bisa saya bantu?' Jangan kemudian kita membantu dari pikiran sendiri, 'Kayaknya perlu bantuan.' Kita enggak ngecek sama orang tersebut, kan harus ada yang persetujuan,” kata Livia, Senin, 20 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Psikolog lulusan Univeritas Indonesia itu juga mengatakan sebaiknya tidak membuat perasaan korban bertambah sedih dengan memberikan kata-kata penguatan karena belum tentu hal itu yang sedang dibutuhkan dalam kondisi darurat.

“Jadi memang lebih baik adalah kita mendengarkan, kemudian mencari informasi apa yang kita bisa bantu dari apa yang disebutkan. Kita berikan bantuan atau sambungkan ke penyedia layanan tersebut, jangan malah kemudian memberikan ceramah. Bantuan secara konkret menurut saya lebih baik,” jelasnya.

Berikan sentuhan dan jaga privasi
Livia juga mengatakan bentuk bantuan lain jika dalam situasi berkabung juga bisa dengan memberikan sentuhan jika diizinkan, seperti menggenggam tangannya atau merangkul jika hubungan kekerabatan cukup dekat. Menunjukkan rasa hormat pada korban bencana juga perlu dilakukan dengan tidak melanggar privasi seperti memotret atau memasuki tempat kejadian tanpa izin pemilik. Sebaliknya, jika tidak bisa menawarkan bantuan, orang bisa menggalang dana untuk para korban untuk membantu meringankan kebutuhan mereka.

“Memang kita harus menunjukkan respek pada orang-orang yang kehilangan, pada orang-orang yang kemudian terdampak secara sangat negatif. Kita memang harus menunjukkan respek dan tidak melanggar privasi,” imbaunya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus