Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

2 Mei 2024 | 21.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog kognitif dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dyah Triarini Indirasari, mengatakan pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pendidikan karakter merupakan nilai positif yang dimiliki seseorang yang digunakan dalam berperilaku pada kehidupan sehari-hari," kata Dyah di kampus UI Depok, Kamis, 2 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan ada tiga kebutuhan dasar yang fundamental bagi perkembangan individu yang optimal dan berkarakter, yaitu kebutuhan kompetensi, otonomi, dan keterhubungan.

“Ketiga hal ini dapat mendukung terbentuknya kepribadian yang utuh dan berkarakter, dalam arti jika individu tersebut dapat mengembangkan diri sehingga memiliki keterampilan dan kemampuan yang relevan dalam kehidupannya, sekaligus mempunyai kendali dan kebebasan dalam mengambil keputusan (otonomi), serta memiliki hubungan sosial yang baik (keterhubungan)," paparnya.

Orang tersebut pun akan lebih optimal dalam mengaktualisasikan diri sehingga kepuasan akan kehidupan yang dijalani juga akan semakin meningkat. “Oleh karena itu, berbagai kegiatan yang mampu memperkaya pengalaman belajar menjadi sangat penting karena di situ individu bisa mengeksplorasi dirinya dan mengetahui kemampuan yang relevan dan perlu dikembangkan,” jelas Dyah.

Ia mengatakan lingkungan pendidikan juga perlu memberikan rasa aman dan nyaman bagi individu untuk bersosialisasi dan memiliki hubungan satu sama lain. “Seperti pohon, individu yang terlepas dari akarnya pasti akan sulit berdiri tegak sehingga rasa bahwa saya adalah bagian dari keluarga atau komunitas juga perlu dibangun,” katanya.

Hal ini pun perlu diterapkan sejak dini atau minimal sejak sekolah dasar. "Contoh sederhana dalam menanamkan karakter yang berintegritas dapat diajarkan sejak dini dengan melatih anak untuk membuang sampah pada tempatnya atau menghormati orang lain," ucapnya.

Beri contoh nyata
Ia mengatakan sejak awal pendidikan karakter juga dapat ditularkan melalui pemberian contoh nyata dari orangtua atau guru sebagai orang dewasa kepada anak sehingga anak dapat membedakan mana nilai-nilai yang dianggap baik oleh lingkungan.Kemudian, anak diminta untuk menirukan perilaku baik tersebut dan lama kelamaan perilaku tersebut menjadi kebiasaan baik yang tumbuh pada anak.

Menurutnya, secara batasan tujuan pendidikan nasional, pendidikan di Indonesia mungkin sudah menampilkan karakter yang ingin dibentuk. Namun implementasidi lapangan masih belum tertata dengan baik. 

Dyah mengatakan sistem pendidikan di Indonesia lambat laun diharapkan mengarah ke pembentukan karakter yang menonjol. Keberhasilan pendidikan karakter di Indonesia dapat tercermin dari perilaku masyarakatnya. Jika masyarakat sudah menerapkan nilai-nilai budi pekerti yang baik, hal ini menandakan pembentukan karakter melalui pendidikan sudah berhasil di Indonesia.

Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, Indonesia butuh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Kualitas SDM yang baik dapat terbangunbila sistem pendidikan juga mengutamakan pendidikan karakter yang baik.

“Kita sudah lihat sendiri, bangsa lain yang lebih maju, seperti Jepang, memiliki pendidikan karakter yang sangat baik dan ini diperoleh tidak hanya dari sistem pendidikan yang diterapkan tetapi juga dari budaya yang juga terus dilestarikan,” ujar Dyah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus