Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Palang Merah Indonesia (PMI) secara resmi menutup operasi Covid-19 pada Senin, 25 September 2023, di Gedung SMESCO, Jakarta. Acara diberi tema “Menyatukan Kekuatan: Tangguh Hadapi Pandemi dan Siaga Krisis Kesehatan" dan dihadiri berbagai pihak, mulai dari lembaga pemerintahan, mitra, perwakilan kedutaan, hingga staf relawan dan PMI di berbagai daerah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Acara ini diselenggarakan untuk menyampaikan praktik penanganan Covid-19 sekaligus sebagai wujud dukungan PMI terhadap pemerintah agar lebih tangguh dalam mempersiapkan Indonesia menghadapi bencana di masa datang. Acara juga diisi pameran foto penanganan Covid-19 oleh PMI pada 2020-2023, penyerahan dua buku dari PMI mengenai Covid-19 dan vaksin Covid-19 sebagai bentuk apresiasi kepada pemerintah dan instansi terkait.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada juga diskusi panel dengan tema membahas pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam penanganan pandemi Covid-19 dan bagaimana ke depannya dalam strategi kesiapsiagaan pandemi. Diskusi panel dihadiri oleh beberapa narasumber, dimoderatori Dian Rosdiana selaku Direktur Eksekutif Jalin Foundation. Hadir pula drh. Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan, selaku Pengurus Bidang Kesehatan dan Layanan Sosial PMI Pusat, pakar kesehatan masyarakat Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, dr. Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dan Rizky Syafitri selaku koordinator Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat dari UNICEF.
Tetap siaga
Walau pemerintah telah mengumumkan pandemi di Indonesia telah berakhir, PMI menekankan kepada semua pihak agar tetap siap siaga dan menjalankan komitmen untuk menyatukan kekuatan. “Pandemi COVID-19 memang telah berakhir. Namun, ini adalah awal yang baik bagi kita semua untuk menyatukan kekuatan melalui pembelajaran berharga dan praktik terbaik di era pandemi COVID-19 lalu, yang kiranya dapat mendukung pemerintah dalam membangun arsitektur kesehatan dan melakukan langkah konkret menuju Indonesia yang lebih tangguh hadapi pandemi dan siaga krisis kesehatan di masa mendatang,” papar Sekretaris Jenderal PMI, A.M. Fachir.
PMI juga menegaskan telah melakukan tiga hal baru yang penting dan menjadi pembelajaran bagi semua pihak ke depannya. Pertama respons cepat penanggulangan Covid-19, kedua manajemen ijazah, dan ketiga vaksinasi yang bersamaan dengan program vaksin dari pemerintah.
Sebagai organisasi kemanusiaan di Indonesia, PMI telah berhasil melakukan berbagai upaya penanggulangan Covid-19 selama tiga tahun lewat layanan terhadap masyarakat. Upaya ini menjangkau sekitar 38,5 juta masyarakat di 34 provinsi di Indonesia dengan total nilai bantuan sekitar Rp 101 miliar yang tersalurkan selama Operasi COVID-19 di 2020-2023.
Sebagai pihak yang terlibat, Kepala Delegasi dan Perwakilan IFRC untuk ASEAN, Elkhan Rahimov, menyatakan pandangannya. “Kami melihat bahwa kepercayaan, keadilan, dan aksi lokal merupakan kunci dari kesiapsiagaan bencana yang lebih baik ke depan. Ketiga poin penting ini dapat dilakukan dengan meningkatkan partisipasi dan kepemilikan masyarakat atas rencana kesiapsiagaan bencana, menyediakan akses terhadap informasi dan layanan bagi semua unsur dalam masyarakat, serta mempersiapkan aktor-aktor dalam masyarakat dengan memberikan kapasitas bagi mereka untuk berperan dalam kesiapsiagaan bencana,” kata Rahimov.
IFRC CCD (Country Cluster Delegation) Jakarta juga turut membantu PMI dalam memfasilitasi pendanaan yang dihimpun dari IFRC global. Dari Rp 274 miliar dana yang digalang oleh PMI, IFRC berhasil membantu menghimpun dana sebesar Rp 135 miliar.
Pilihan Editor: Waspadai Gejala Covid-19 Varian Pirola, Jangan Anggap Flu Biasa