Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Prediksi Kasus Kanker Akan Meningkat 70 Persen pada 2050, Apa Langkah Kemenkes?

Kemenkes uraikan langkah-langkah pencegahan peningkatan kasus kanker. yang diprediksi meningkat 70 persen pada 2050. Apa langkah selanjutnya?

8 Februari 2025 | 19.54 WIB

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi kanker (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kasus kanker di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan dan diperkirakan akan melonjak lebih dari 70 persen pada tahun 2050 jika tidak ada langkah-langkah yang lebih efektif dalam pencegahan serta deteksi dini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dikutip dari laman Kemkes, Setiap tahun, sekitar 400 ribu kasus baru kanker terdiagnosis, dan angka kematian akibat penyakit ini mencapai 240 ribu. Tanpa adanya intervensi yang tepat, beban yang ditanggung oleh masyarakat akibat kanker, baik dalam aspek kesehatan maupun ekonomi, akan semakin besar, sehingga menjadi tantangan yang harus segera diatasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan RI, menegaskan bahwa kanker bukan hanya sekadar masalah medis, melainkan juga sebuah persoalan sosial dan ekonomi yang sangat kompleks. Biaya pengobatan kanker yang sangat tinggi, hilangnya produktivitas masyarakat, serta dampak psikologis yang dirasakan oleh pasien dan keluarga mereka, menjadi beban berat yang harus dihadapi. Oleh karena itu, upaya untuk memperkuat deteksi dini kanker menjadi strategi utama yang terus diutamakan dalam penanganan penyakit ini.

Di Indonesia, deteksi dini kanker masih menjadi sebuah tantangan besar. Banyak pasien yang datang untuk mendapatkan perawatan medis ketika penyakit sudah memasuki stadium lanjut, yang menyebabkan tingkat keberhasilan pengobatan menjadi lebih rendah dan biaya perawatan menjadi jauh lebih tinggi.

Padahal, diperkirakan hingga 50 persen kasus kanker sebenarnya dapat dicegah jika masyarakat mengadopsi pola hidup sehat. Pola hidup sehat ini mencakup menjaga pola makan yang baik, rajin berolahraga, menghindari kebiasaan merokok, mengurangi konsumsi alkohol, serta rutin menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Sebagai bagian dari upaya nasional untuk memerangi kanker, Kementerian Kesehatan (Kemenkes)  telah meluncurkan sebuah program besar bernama Rencana Aksi Nasional Kanker 2024-2034. Program ini bertujuan untuk memperkuat skrining kanker dan deteksi dini di seluruh Indonesia.

Rumah Sakit Kanker Dharmais, yang berperan sebagai pusat kanker nasional, telah mengembangkan layanan skrining berbasis risiko dengan inovasi terbaru, yaitu I-Care (Indonesia Cancer Risk Examination). Teknologi ini memungkinkan masyarakat untuk melakukan deteksi dini risiko kanker dengan cara pemeriksaan genetik menggunakan sampel darah.

Pemeriksaan ini dapat mendeteksi potensi kanker payudara, kolorektal, lambung, prostat, dan paru, yang memberikan kesempatan lebih besar untuk menangani kanker sejak dini.

Meningkatkan Akses Skrining Kanker 

Selain itu, upaya deteksi dini untuk kanker serviks juga semakin diperluas dengan penerapan metode skrining menggunakan tes HPV DNA, yang terbukti lebih sensitif dibandingkan dengan metode skrining konvensional.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, mengadakan layanan skrining kanker serviks gratis yang dapat diakses oleh perempuan yang sudah menikah di seluruh Puskesmas selama bulan Februari. Hal ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak wanita dan membantu mereka dalam mendeteksi potensi kanker serviks lebih awal.

Menurut drg Ani Ruspitawati, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kanker payudara dan kanker serviks merupakan jenis kanker dengan angka kejadian yang paling tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan skrining guna memastikan deteksi dini yang lebih masif dan efektif.

Pemerintah juga terus mendorong program vaksinasi HPV bagi anak perempuan yang berusia 11 hingga 12 tahun, sebagai langkah preventif untuk mencegah kanker serviks sejak usia dini. Program ini kini menjadi bagian dari Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dan semakin diperluas cakupannya di berbagai daerah.

Pentingnya Peran Masyarakat dalam Pengendalian Kanker 

Selain pendekatan medis yang lebih intensif, pemerintah juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pengendalian kanker. Salah satu hambatan yang sering dihadapi dalam deteksi dini dan pengobatan kanker adalah stigma yang melekat pada pasien kanker.

Stigma ini sering kali membuat pasien merasa terisolasi dan enggan untuk mencari pertolongan medis, yang pada akhirnya dapat memperburuk kondisi mereka. Oleh karena itu, dukungan moral, empati, dan perhatian dari lingkungan sekitar sangat penting agar pasien dapat menjalani perawatan dengan lebih baik dan lebih optimis.

Peringatan Hari Kanker Sedunia menjadi momen yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kanker adalah penyakit yang dapat dicegah dan dideteksi lebih dini. Dengan adanya skrining rutin, penerapan pola hidup sehat, serta kolaborasi yang baik antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, diharapkan angka kejadian serta angka kematian akibat kanker dapat ditekan secara signifikan.

“Jangan menunggu sakit untuk peduli terhadap kesehatan. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Mulailah dengan pola hidup sehat dan rutin lakukan pemeriksaan kesehatan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus