Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Radang tenggorokan lumrah dialami oleh setiap orang. Minimal setiap orang akan mengalami sakit tenggorokan sebanyak 2-3 kali dalam setahun. Bahkan, menurut dokter pelatih kesehatan dan edukator Mundipharma Indonesia, Mery Sulastri, sebulan sekali akan ada anggota keluarga dari satu atau dua rumah di Jakarta yang menderita sakit tenggorokan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mery menjelaskan, sakit tenggorokan disebabkan oleh kuman, yaitu virus atau bakteri, atau percampuran keduanya. Meski demikian, 85 persen penyebab sakit tenggorokan adalah virus. Penyebaran virus relatif mudah, dia berujar, karena melalui udara. "Orang yang sedang berpuasa cenderung lebih rentan diserang sakit tenggorokan," kata dia, pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama berpuasa, kata dia, mulut menjadi kering karena berkurangnya cairan. Salah satunya karena tiada aktivitas mengunyah yang menyebabkan produksi air liur berkurang. Padahal air liur dan aktivitas mengunyah ini yang mampu membilas kuman di mulut. Akibatnya, asam di mulut meningkat, kuman jadi subur. "Inilah yang menyebabkan risiko sakit tenggorokan saat puasa meningkat," kata dia.
Menurut Mery, yang menyebabkan sakit tenggorokan adalah ketika ada luka atau kondisi stres di tenggorokan. Luka itu tadi lantas diinfeksi oleh kuman-kuman yang kian subur di mulut. "Luka yang terinfeksi kuman inilah yang menyebabkan tenggorokan terasa perih," kata dia.
Ketua Departemen Ilmu Gizi RSCM FKUI, Fiastuti Witjaksono, mengatakan sakit tenggorokan dapat dicegah dengan menghindari makanan dan minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin. "Makanan dan minuman yang terlalu panas dapat memicu reaksi stres pada mukosa tenggorokan," kata dia. Stres inilah yang menyebabkan kuman mudah menginfeksi tenggorokan, sehingga membuat sakit tenggorokan.
Dia menyarankan agar mengkonsumsi makanan dan minuman setelah seharian berpuasa sesuai dengan suhu tubuh normal manusia, yaitu 37 derajat Celsius. Makanan dan minuman yang terlalu panas maupun dingin bisa memicu radang.
Menurut Fiastuti, makanan berminyak seperti gorengan juga dapat menyebabkan sakit tenggorokan. Dia menjelaskan, ketika minyak dipanaskan mencapai titik asapnya, kandungan lemak dalam minyak tersebut akan membentuk senyawa bernama akrolein. Semakin sering minyak digunakan hingga berkali-kali mencapai titik asapnya, maka semakin banyak akrolein yang terakumulasi. Akrolein inilah yang dapat mengiritasi lapisan mukosa tenggorokan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas aman akrolein yang dapat ditoleransi oleh tubuh manusia adalah sebanyak 7,5 mikrogram per kilogram berat badan. Akrolein tidak hanya bersifat toksik pada saluran tenggorokan, tapi juga bersifat toksik pada saluran pernapasan, mata, dan kulit.
Selain makanan berminyak, Fiastuti menyarankan kepada orang berpuasa agar menghindari makanan bertekstur keras dan kasar untuk berbuka. Dia menjelaskan, selama berpuasa hampir 14 jam, tenggorokan menjadi kering. Makanan yang bersifat terlalu kasar dan keras akan mudah mengiritasi tenggorokan yang kering. Sebab itu, dia menyarankan untuk berbuka dengan makanan lembut, seperti sup atau bubur.
Ketika sahur, dia menyarankan untuk menghindari minuman yang manis. "Karena akan mempercepat rasa lapar muncul," kata dia. Karena itu, Fiastuti juga tak menganjurkan berkumur-kumur dengan cairan yang memiliki sensasi rasa manis.
Mery mengatakan, untuk membunuh kuman yang dapat menyebabkan sakit tenggorokan, caranya menggunakan cairan kumur yang mengandung Povidine-Iodine 1 persen. Menurut dia, zat antimikroba tersebut dapat membunuh kuman, seperti bakteri, jamur, maupun virus, di area mulut dan tenggorokan. "Sering kali orang salah dalam menangani sakit tenggorokan dengan langsung membeli antibiotik. Padahal antibiotik hanya tepat untuk mengatasi bakteri, bukan virus," kata dia.
Berkumur, kata dia, punya metode yang tepat, yaitu dengan gargle. Gargle adalah cara berkumur hingga ke tenggorokan. Metode ini, menurut Mery, dapat menurunkan risiko terserang infeksi saluran pernapasan atas sebesar 36 persen dan merupakan langkah awal mencegah influenza.
Mery mengatakan gargle dengan cairan kumur yang mengandung Povidine-Iodine 1 persen tidak dapat dilakukan sering. Cairan ini dapat digunakan dalam kondisi tertentu atau seperlunya, seperti saat daya tahan tubuh menurun. "Saat puasa ini, daya tahan tubuh menurun, tenggorokan mudah teriritasi, maka direkomendasikan untuk gargle dua kali sehari, yaitu saat sahur dan sebelum tidur atau saat dirasa diperlukan untuk mencegah sakit tenggorokan," kata dia. DINI PRAMITA
Mari Berkumur
Berkumur bisa mengurangi risiko terkena sakit tenggorokan. Tapi tak sembarang berkumur. Ada metode berkumur yang tepat, yaitu gargle dengan cairan kumur yang mengandung antimikroba. Caranya adalah:
1. Berkumur seperti biasa dengan cairan kumur antimikroba selama 30 detik.
2. Berkumur lagi dengan cairan kumur antimikroba, lalu menengadah ke atas, dan tahan cairan di tenggorokan, lalu berkumur selama 30 detik.
3. Berkumur lagi dengan air putih biasa.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo