Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Salman Rushdie Ditikam Kemudian Gunakan Ventilator, Apa Risiko Memakai Alat ini?

Novelis kontroversial Salman Rushdie setelah mendapat belasan tikaman dirawat dengan ventilator. Apa saja risiko menggunakjan alat ini?

15 Agustus 2022 | 15.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Novelis kontroversial Salman Rushdie menggantungkan hidupnya pada ventilator. Dia diserang seseorang saat mengisi sebuah acara sastra di New York, Amerika Serikat pada Jumat, 12 Agustus 2022 waktu setempat. Penulis novel The Satanic Verses (Ayat-ayat Setan) itu mendapatkan belasan kali tikaman di leher dan perutnya. Serangan terjadi saat dia berada di panggung pasca diperkenalkan oleh pembawa acara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kondisi penulis Ayat-Ayat Setan, Salman Rushdie, terus membaik, setelah mendapat perawatan akibat ditusuk ketika akan memberikan kuliah umum di sebuah lembaga di New York, Jumat, 12 Agustus 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut sahabatnya sesama penulis, Aatish Taseer, Rushdie sudah tidak lagi memakai ventilator.  "Tidak menggunakan ventilator dan berbicara (dan bercanda)," tulis Taseer dalam akun Twitter, Sabtu malam, seperti dikutip Indianexpress. Agen Rushdie, Andrew Wylie, membenarkan informasi itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut

Apa kegunaan Ventilator?

Menurut The National Heart, Lung, and Blood Institute, ventilator adalah mesin yang bertindak sebagai pengembus untuk memindahkan udara masuk dan keluar dari dan ke paru-paru. Alat ini digunakan untuk mengontrol seberapa sering udara didorong dan seberapa banyak udara yang masuk ke dalam paru-paru pasien. Ventilator diperlukan apabila pasien dalam kondisi gagal napas, yaitu keadaan di mana pasien sangat sulit bernapas atau sulit mendapatkan cukup oksigen ke dalam darah .

Ventilator umumnya digunakan di rumah sakit atau di dalam sistem transportasi seperti ambulans dan transportasi udara. Dalam beberapa kasus, alat ini dapat digunakan di rumah, jika penyakitnya jangka panjang dan pengasuh di rumah telah menerima pelatihan dan memiliki perawatan yang memadai dan lainnya. Ventilator biasa disebut juga dengan alat pernafasan atau respirator, mesin pernapasan atau breathing machine, dan ventilasi mekanis atau mechanical ventilation.

Mengutip Healthline, banyak jenis kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan bernapas. Sehingga mereka membutuhkan ventilator. Beberapa kondisi yang pasien yang membutuhkan ventilator yaitu Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS), Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Asma, kerusakan otak, gagal jantung, radang paru-paru, paru-paru kolaps, dan koma atau kehilangan kesadaran.

Selain itu, pasien yang mengalami overdosis obat, gagal napas hiperkapnia, infeksi paru-paru, myasthenia gravis, sepsis atau infeksi dalam darah, cedera tulang belakang bagian atas, perkembangan paru-paru prematur (pada bayi), serta sindrom Guillain-Barre, hingga Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) atau umumnya dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig, juga terkadang membutuhkan ventilator.

Risiko Menggunakan Ventilator

Beberapa risiko yang dapat ditimbulkan dari ventilator, seperti dikutip dari Web MD antara lain yaitu delirium, imobilitas, hingga masalah pita suara.

1. Delirium

Delirium merupakan kondisi tidak sadarkan diri atau sangat terbius saat menggunakan ventilator. Ini karena pasien diberikan obat bius yang kuat. Kadang, obat-obatan ini membutuhkan waktu untuk hilang bahkan setelah tabung dikeluarkan dari saluran napas pasien. Kondisi ini menyebabkan pasien mungkin mengalami kesulitan membaca, menulis, atau berpikir jernih. Pasien juga mungkin melihat ingatan yang buruk, sulit tidur, merasa cemas, atau memiliki emosi yang tidak biasa seperti paranoia.

2. Imobilitas

Sementara imobilitas merupakan kondisi yang mana pasien tidak banyak bergerak karena bius. Kondisi ini dapat menyebabkan ulkus decubitus atau luka baring yang bisa berubah menjadi infeksi kulit. Pasien juga lebih mungkin mengalami pembekuan darah karena alasan yang imobilitas ini. Otot-otot pasien, termasuk yang biasanya membantu mereka bernapas, mungkin menjadi lemah. Setelah menggunakan ventilator, pasien mungkin perlu rehabilitasi dengan ahli terapi fisik atau pernapasan.

3. Masalah pada pita suara

Menggunakan ventilator juga dapat menyebabkan masalah pada pita suara. Saat tabung pernapasan tersebut di lepas, hal ini mungkin dapat merusak pita suara pasien. Akibatnya, mereka mungkin mengalami rasa sakit pada pita suara dan suara serak.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus