Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat diminta tidak khawatir berlebihan menghadapi kasus cacar monyet atau monkeypox yang sempat mewabah di Inggris pada Mei 2022. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan orang bergejala cacar monyet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Edukasi dan peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap faktor risiko dapat dijadikan strategi utama untuk menurunkan paparan terhadap virus cacar monyet," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM), Prof. Wayan Tunas Artama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala cacar monyet pada manusia memiliki kemiripan dengan penyakit cacar, antara lain muncul demam di atas 38,5 derajat Celcius, lemah, menggigil dengan atau tanpa keringat, nyeri tenggorokan dan batuk, pegal-pegal, pembengkakan kelenjar limfa, serta sakit kepala. Kemudian, muncul ruam makular-papular berbatas jelas, vesikular, pustular, hingga lesi berkeropeng.
"Masa inkubasi cacar monyet berkisar enam hingga 13 hari," ujarnya.
Ia menjelaskan cacar monyet merupakan penyakit zoonosis yang menular dari hewan ke manusia saat mengonsumsi atau melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Cacar monyet ditransmisikan melalui berbagai jenis satwa liar dari hewan pengerat seperti tikus dan tupai, serta primata seperti kera dan monyet. Penularan secara kontak langsung juga dapat terjadi antarhewan.
"Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia utamanya melalui droplet pernapasan yang secara umum perlu kontak erat yang cukup lama," katanya.
Penularan juga bisa melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau materi lesi cacar serta kontak tidak langsung dengan benda maupun permukaan yang terkontaminasi. Menurutnya, masyarakat bisa melakukan pencegahan dengan rutin mencuci tangan, menggunakan sabun atau hand sanitizer, memakai masker, menerapkan hubungan seksual yang aman, serta menerapkan etika batuk dan bersin yang benar.
Melihat penularan cacar monyet antarmanusia yang tergolong tinggi, Wayan mengimbau kegiatan surveilans difokuskan pada fasilitas kesehatan dengan target kasus dan kelompok probabel. Selain itu, berkaca dari wabah cacar monyet di Amerika Serikat pada 2003, ia menekankan pembatasan dan transportasi hewan perlu dipertimbangkan dan diperketat, terutama dari daerah endemik dan negara-negara dengan wabah tersebut.
"Sementara hewan yang diduga telah kontak dengan hewan terinfeksi perlu dikarantina serta ditangani sesuai dengan standar pencegahan dan diilakukan observasi gejala cacar monyet selama 30 hari," tegas Wayan.