Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Saran Psikiater agar Anak Tidak Kecanduan Gawai

Psikiater mengatakan anak perlu mendapat pendampingan orang tua dalam menggunakan gawai untuk menghindari kecanduan gawai.

6 Februari 2025 | 17.41 WIB

Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kedokteran jiwa Julian Raymond Irwen menyatakan ikatan emosional atau bonding yang kuat antara anak dan orang tua dapat mencegah anak kecanduan gawai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Ini tergantung pola asuh orang tua dan anaknya. Biasanya anak punya hobi, orang tua punya hobi. Intinya, aktivitas apapun yang bisa meningkatkan bonding antara orang tua dan anak itu sangat baik,” kata lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Tangerang, Banten, Kamis, 6 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Julian mengatakan anak perlu mendapat pendampingan orang tua dalam menggunakan gawai. Bentuk pendampingan yang diberikan pun tidak sekadar hanya menemani dan melihat tetapi lebih menjadikan penggunaan gawai seperti pembelajaran. Orang tua dapat mengajak anak melakukan aktivitas menarik seperti mendiskusikan video atau game yang sedang dimainkan. Hal ini membantu anak berlatih mendeskripsikan suatu objek yang menarik baginya.

Aktivitas di dalam ruangan lain yang dapat dilakukan yakni membaca buku kesukaan bersama-sama sehingga anak merasa waktu yang dihabiskan bersama orang tua lebih berharga. Bagi orang tua dengan anak yang gemar bermain di luar ruangan, ikatan dapat diperkuat melalui rencana bersepeda bersama, berenang, atau sekadar memburu makanan-makanan enak.

“Atau misalnya kalau memang orang tua sedang tidak punya banyak waktu, kita bisa memberikan anak kegiatan seperti les olahraga seperti berenang, bulu tangkis, dan lain sebagainya, atau les yang mungkin berkaitan dengan hobi anak seperti musik,” ucapnya.

Aplikasi kontrol orang tua 
Psikiater di Rumah Sakit Hermina Bitung tersebut mengatakan kalaupun orang tua terpaksa harus memberikan kesempatan anak menggunakan gawai maka disarankan untuk menggunakan aplikasi kontrol orang tua dan menyepakati lamanya durasi anak bisa memainkannya. Aturan dan pengawasan tersebut diharapkan dapat melibatkan pihak lain dalam keluarga seperti kakek dan nenek, yang sama-sama berkomitmen mencegah anak kecanduan gawai.

Menurutnya, komitmen tersebut akan meminimalkan risiko anak terkena dampak buruk kecanduan gawai dan menciptakan ruang bagi anak untuk tumbuh lebih optimal. Selain itu, orang tua diharapkan  dapat jadi panutan yang dapat dicontoh anak terkait bijak menggunakan gawai.

“Indonesia ini sangat kultural dan komunal. Anak enggak hanya tinggal sama ayah dan ibu, tapi ada nenek. Jadi harus ada komitmen bersama sehingga anak punya role model ideal karena pembentukan karakter dan kebiasaan ditentukan dimulai dari rumah,” papar Julian.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus