Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanker kulit disebabkan pertumbuhan sel-sel kulit yang tak normal, sebagian besar berkembang pada kulit yang terpapar sinar matahari. Namun, kanker ini dapat juga terjadi di area yang tidak sering terkena sinar matahari langsung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga jenis utama kanker kulit termasuk karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma. Melanoma adalah kanker kulit paling invasif dan memiliki risiko kematian tertinggi, terjadi ketika melanosit atau sel penghasil pigmen yang memberi warna pada kulit menjadi kanker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laki-laki perlu lebih berhati-hati terhadap kanker ini karena data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan pria lebih mungkin meninggal karena melanoma daripada perempuan.
Menurut data 2012-2016, sekitar 77.698 kasus baru melanoma terjadi di Amerika Serikat setiap tahun, 45.854 di antaranya menyerang laki-laki dan 31.845 perempuan. Tingkat insiden tertinggi kanker kulit pada laki-laki kulit putih non-Hispanik (34,9 per 100.000) dan tingkat terendah di antara perempuan kulit hitam (0,9 per 100.000).
Di antara orang kulit putih, data menemukan laki-laki meninggal karena kanker kulit lebih dari dua kali lipat dibanding perempuan. Alasan pasti mengapa pria lebih mungkin terkena melanoma tidak pasti. Berikut beberapa alasan yang diyakini para ahli kenapa pria lebih berisiko meninggal dunia karena kanker kulit.
Sikap pria terhadap perlindungan matahari
Cancer Research UK menemukan hanya kurang dari seperempat pria yang disurvei selalu melindungi diri dari sinar matahari. Seperempat pria mengatakan tidak merasa sinar matahari cukup kuat untuk memakai pelindung matahari, 23 persen tidak terlalu memikirkan perlindungan dari matahari saat bepergian.
Faktanya, terbakar sinar matahari hanya sekali setiap dua tahun dapat melipatgandakan risiko kanker kulit. Bahkan dalam cuaca mendung, sinar matahari dapat menyebabkan kerusakan sel-sel kulit sehingga dianjurkan untuk berlaku aman di bawah sinar matahari.
Bila digunakan dengan benar, tabir surya dapat mengurangi risiko melanoma dan jenis kanker kulit lainnya. Menjadikan kebiasaan sehari-hari mengoleskan tabir surya sangat penting karena paparan sinar UV bersifat kumulatif dari waktu ke waktu.
Menurut sebuah studi dari Journal of American Academy of Dermatology, wanita lebih rutin memakai tabir surya dibandingkan pria. Tingkat melanoma yang lebih tinggi di antara pria mungkin juga sebagian karena tingkat perlindungan dari sinar matahari yang lebih rendah.
Perbedaan jenis kulit
Pria memiliki kulit yang lebih tebal dengan lebih sedikit lemak di bawahnya dan cenderung memiliki lebih banyak kolagen di kulit daripada wanita. Penelitian menunjukkan perbedaan jenis kulit ini dapat membuat kulit pria lebih rentan terhadap kerusakan akibat jumlah sinar matahari UV yang sama dibandingkan dengan wanita. Studi juga menunjukkan bagaimana kulit wanita menyembuhkan kulit yang rusak lebih baik daripada kulit pria.
Estrogen vs testosteron
Penelitian telah menunjukkan orang dengan kadar estrogen yang lebih tinggi memiliki respons imun yang meningkat terhadap melanoma. Ini bisa menjadi alasan lain mengapa wanita cenderung merespons lebih baik terhadap pengobatan dan memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan hidup melawan kanker kulit. Para ilmuwan juga menemukan pria yang mengalami obesitas juga cenderung memiliki kadar estrogen yang tinggi.
Kurang pengetahuan
Kebanyakan kanker kulit tidak memiliki gejala. Itulah sebabnya orang mengabaikan tanda-tanda awal pada kulit karena tidak sakit. Penting untuk secara rutin memeriksa kulit sendiri bila ada tahi lalat atau bintik-bintik yang tidak biasa.
Pada pria, sebagian besar melanoma terjadi di area yang sulit dilihat seperti bahu atau punggung. Menunda pemeriksaan kulit akan memberi waktu pada tahi lalat atau bintik-bintik yang bermasalah jadi memburuk. Seiring waktu, pengobatan bisa menjadi sulit, yang meningkatkan angka kematian. Dermatolog mengatakan kebanyakan penderita kanker kulit mengunjungi dokter ketika sudah terlambat, setelah lesi ulserasi, atau pendarahan.