Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Es krim menjadi makanan penutup favorit semua kalangan. es krim sebagian besar terbuat dari susu sapi dan umumnya dicampur dengan berbagai varian rasa untuk menambah kenikmatannya, sungguh jarang kita melihat es krim yang terbuat dari batang pisang. Walau begitu, es krim memiliki satu kelemahan. Es krim mudah mencair. Hal ini mungkin agak menjengkelkan, mengingat Anda tidak bisa membiarkan es krim terlalu lama pada suhu ruangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, nampaknya kejengkelan para penikmat es krim tersebut akan terobati. Saat ini para ahli kimia sedang membuat terobosan baru berupa es krim yang tidak mencair, atau paling tidak mempertahankan kepadatan es krim dalam waktu yang lebih lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian yang dilakukan oleh tim di Universitas Edinburgh dan Unversitas Dundee memberikan terobosan ide dalam bentuk protein. Protein alami yang disebut BSIA ini mampu mengikat udara, lemak dan air secara bersamaan. Penelitian tersebut menemukan kandungan protein di dalam ‘bakteri ramah’ yang telah menjadi bagian dari rantai makanan.
"Kami senang dengan potensi bahan baru ini untuk mengembangkan permasalahan es krim, baik untuk penikmat atau untuk produsen," kata Profesor Cait MacPhee dari Universitas Edinburgh, dikutip dari IFL Science. Menurutnya, bentuk es krim akan tetap mencair pada akhirnya. Namun, ketahanan bentuk es krim akan stabil dalam waktu yang lebih lama dari biasanya.
Baca juga:
Hate Speech di Media Sosial, Intip 3 Jurus Menghindarinya
Bosan I Love You? Ungkapkan Cinta dengan 8 Cara Ini
Paskah 2018: Tradisi Aneh dan Unik Merayakan Paskah di 5 Negara
Hal terkait kandungan protein sebagai terobosan baru dalam masalah es krim juga dikemukakan sebuah studi pada Proceedings of National Academy of Sciences. Dalam studi tersebut, dikatakan bahwa protein bertindak sebagai ‘jas hujan’ hidrofobik, atau menolak zat air. Ini berarti, sifat tersebut dapat mengunci komponen-komponen es krim, juga menghentikan pengkristalan es krim yang membuat struktur es krim tetap halus.
Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh American Chemical Society. Mereka telah mengembangkan pendekatan baru terkait mempertahankan bentuk es krim. Para ilmuwan memformulasikan es krim dengan menggunakan campuran selulosa yang diekstrak dari batang tanaman pisang. Serat dari batang tanaman pisang ini disebut dengan rachis, dan mereka aman untuk dicerna. Serat yang digunakan bentuknya sangat kecil, dan ternyata rachis telah banyak digunakan manfaatnya dalam berbagai konteks selama ratusan tahun.
Penggunaan rachis ke dalam es krim dengan proporsi yang sangat kecil, sehingga Anda tidak perlu takut hal ini akan mempengaruhi rasa es krim. Hasil penelitian menunjukkan es krim yang dibuat dengan serat dari batang tanaman pisang ini, meleleh jauh lebih lambat daripada es krim pada umumnya. Mereka lebih tahan terhadap perubahan suhu, dan bahkan membuat rasanya lebih berkrim di dalam mulut.
Komunitas makanan lingkungan menyambut baik terobosan es krim yang terbuat dari rachis ini. Karena, pada umumnya batang tanaman pisang akan dibuang. Namun, dengan pemanfaatannya pada es krim, hal ini akan sangat membantu penghematan energi, mengingat es krim biasanya disimpan dalam lemari pendingin untuk mempertahankan bentuknya. Penggunaan lemari es, seperti telah diketahui, adalah pemborosan energi.
Tahun 2017, para ilmuwan dari Jepang juga membuat pengumuman besar dengan pernyataan mereka telah menemukan es krim yang tidak meleleh. Terobosan ini secara tidak sengaja ditemukan, saat para ahli kimia melakukan percobaan menciptakan es krim dari stroberi. Hasilnya, ekstrak stroberi yang dicampur dengan cairan polifenol justru menghasilkan es krim yang sangat tahan panas. Es krim tersebut dapat mempertahankan bentuk dan sifat dinginnya setelah ditinggal selama tiga jam dalam suhu ruangan.
Namun, kelemahan es krim ini adalah kebutuhan bahan baku stroberi yang tidak bisa mudah selalu didapatkan. Jika sedang tidak musim berbuah, mereka membutuhkan penanaman sendiri sesuai pesanan, dan hal ini akan menghabiskan banyak biaya. Beda halnya dengan es krim versi tanaman pisang.
Jadi, siapkah Anda menunggu terobosan baru es krim yang tidak meleleh?
BUSTLE | IFLSCIENCE