Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fruit cake yang kita ketahui sekarang memiliki sejarah panjang. Kue ini punya citra yang berbeda di setiap wilayah dan masa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip laman Many Eats, beberapa sejarawan menyatakan fruit cake sudah ada sejak zaman Mesir Kuno. Pada saat itu, konon orang meninggalkan fruit cake di dalam makam supaya dapat dimakan oleh orang yang sudah meninggal di kehidupan berikutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara di masa Romawi, para tentara membawa fruit cake -saat itu bernama satura, sebagai bekal ke medan pertempuran. Isian fruit cake pada masa tersebut adalah kacang pinus, kismis, dan biji delima. Satura ini bisa jadi merupakan nenek moyang fruit cake.
Pada abad pertengahan, para juru masak yang membuat fruit cake mencampurkan madu, rempah-rempah, dan buah-buahan yang diawetkan. Dalam periode ini, fruit cake naik pamor dan menjadi hidangan penutup.
Selama Perang Salib, gereja melarang fruit cake sebagai bekal prajurit karena dianggap terlalu mewah dan cepat busuk. Saat itu, fruit cake terbuat dari mentega, rempah-rempah, buah kering, dan madu. Kue ini tidak mampu bertahan lama karena para prajurit harus menempuh perjalanan jauh, dan pada akhirnya terbuang.
Gereja melarang para koki menggunakan mentega dalam membuat fruit cake. Sebagai penggantinya, lahirlah Stollen, kue tanpa mentega yang kurang enak karena hanya terbuat dari tepung, minyak, ragi, dan air.
Pangeran Ernst dan Duke Albrecht dari Saxony kemudian mengirim surat kepada Paus Nicholas V untuk mencabut larangan menggunakan mentega tadi. Selain bekal yang tidak layak dimakan, ketika itu harga minyak sedang tinggi ketimbang mentega. Permintaan dalam surat "mentega" itu baru terkabul pada masa Paus Innocent, pengganti Paus Nicholas V.
Setelah gereja membolehkan penggunaan mentega, sejak itu pamor fruit cake melejit. Fruit cake menjadi kue berkelas yang biasanya disantap oleh keluarga kerajaan dan bangsawan. Mereka biasanya akan membagikan kue tersebut kepada rakyat miskin pada acara tertentu. Kebiasaan ini terbawa sampai sekarang karena fruit cake selalu terhidang di setiap hari raya.
Fruit cake sangat populer di Inggris. Ratu Victoria menyuguhkan fruit cake dalam pernikahannya. Begitu pula dengan Pangeran Charles dan Lady Diana yang turut menyajikan kue itu pada hari pernikahan mereka.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga:
10 Kuliner Indonesia yang Populer di Kalangan Turis Mancanegara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.