Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sekali Lagi Mengingatkan Bahaya GERD, wadpadai Penyakit Lain dengan Gejala Serupa

Mengingatkan kembali bahaya GERD. Awas belum tentu gejala sama, penyakitnya juga sama.

11 Juni 2024 | 09.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi gerd. Pexels/Cottonbro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), atau penyakit asam lambung, merupakan gangguan pencernaan yang dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia. GERD perlu mendapat perhatian serius karena bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Jadi, apa itu GERD, apa saja gejalanya, dan bagaimana cara mengobatinya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Healthline, salah satu gejala utama GERD adalah refluks asam lambung yang terjadi secara sering dan berkelanjutan. Refluks asam terjadi ketika isi perut naik kembali ke kerongkongan, yang dikenal sebagai regurgitasi asam atau refluks gastroesofagus. Biasanya, GERD terjadi setidaknya dua kali seminggu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gejala utamanya adalah nyeri dada (heartburn), yang sering disertai dengan bersendawa, mual atau muntah, sesak napas, mulut terasa asam, maag, dan gangguan pencernaan lainnya. Penyakit ini lebih sering menyerang lansia, perokok, wanita hamil, orang yang tidur atau berbaring setelah makan, dan mereka yang mengalami obesitas.

GERD terjadi karena otot kerongkongan bagian bawah (LES) tidak menutup dengan sempurna, sehingga isi makanan atau asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Dalam kondisi normal, otot LES seharusnya menutup dan berkontraksi setelah makanan masuk ke lambung. Naiknya asam lambung atau makanan ini dapat menyebabkan iritasi dan mengikis lapisan dalam kerongkongan, memicu gejala seperti rasa terbakar pada dada dan tenggorokan, serta mulut terasa asam.

Untuk mengatasi GERD, ada beberapa jenis obat yang bisa dikonsumsi, baik dengan resep maupun tanpa resep dokter:

1. Antasida: Mengandung bahan kimia alkali yang membantu mengurangi dan menetralkan asam lambung. Antasida adalah obat paling umum untuk meredakan gejala GERD.

2. Penghambat Reseptor H-2: Obat ini berfungsi mengurangi produksi asam lambung dan memerlukan resep dokter. Meskipun lebih ampuh, penggunaannya harus diawasi oleh dokter.

3. Penghambat Pompa Proton: Lebih kuat dalam menghambat produksi asam dan membantu penyembuhan jaringan kerongkongan yang rusak. Obat ini juga memerlukan rekomendasi dokter.

4. Baclofen: Obat ini membantu mengurangi frekuensi terbukanya otot LES, dan penggunaannya harus berdasarkan resep dokter.

Jika gejala GERD semakin parah, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Gejala Serupa Belum Tentu Pasti GERD

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), atau penyakit asam lambung, bukanlah satu-satunya gangguan pencernaan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Ada beberapa penyakit serupa yang mungkin memiliki gejala dan mekanisme yang mirip dengan GERD. Mari kita jelajahi beberapa di antaranya:

  • Hernia Hiatus: Hernia hiatus terjadi ketika bagian atas lambung menonjol melalui otot diaphragma yang memisahkan dada dari perut (hiatus esofagus). Ini dapat menyebabkan refluks asam dan gejala yang mirip dengan GERD, seperti nyeri dada dan mulas. Perawatan untuk hernia hiatus
    bisa mencakup perubahan gaya hidup, obat-obatan, atau dalam kasus yang parah, pembedahan.

  • Gastroparesis: Gastroparesis adalah kondisi di mana lambung mengalami gangguan pergerakan otot sehingga proses pengosongan lambung menjadi lambat. Ini bisa menyebabkan makanan dan cairan tetap dalam lambung lebih lama dari biasanya, yang dapat menyebabkan refluks asam dan gejala yang mirip dengan GERD. Pengelolaan gastroparesis biasanya melibatkan perubahan diet, obat-obatan untuk merangsang gerakan lambung, dan mungkin juga terapi fisik.

  • Sindrom Dispepsia Fungsional: Sindrom dispepsia fungsional adalah gangguan pencernaan yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri di perut bagian atas, tanpa adanya penyebab yang jelas. Gejalanya bisa mirip dengan GERD, termasuk sensasi terbakar di dada dan perut bagian atas. Pengobatan untuk sindrom dispepsia fungsional mungkin melibatkan perubahan diet, pengelolaan stres, dan penggunaan obat-obatan.

  • Sindrom Barrett: Sindrom Barrett adalah kondisi di mana jaringan esofagus bagian bawah mengalami perubahan menjadi lebih mirip dengan jaringan usus kecil, biasanya akibat kerusakan yang disebabkan oleh refluks asam kronis. Gejala yang mungkin muncul termasuk nyeri dada, kesulitan menelan, dan rasa terbakar di dada. Pengelolaan sindrom Barrett bisa mencakup pengobatan untuk mengendalikan refluks asam, serta pemeriksaan rutin untuk memantau perkembangan kondisi.

MICHELLE GABRIELA | NAOMY A. NUGRAHENI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus