Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan peningkatan gizi masyarakat mesti diiringi fasilitas kesehatan secara gratis dan merata. Ia merespons pembentukan Badan Gizi Nasional oleh Presiden Joko Widodo sesuai Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional yang diterbitkan pada 19 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Presiden terpilih ingin sekali agar faskes itu dibuat merata di seluruh kabupaten/kota, jadi ada inisiatif untuk meningkatkan gizi anak dengan makan gratis. Tetapi beliau juga meminta agar faskes dibuat gratis dan merata di seluruh kabupaten/kota,” katanya, Senin, 26 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menkes menjelaskan dua intervensi kesehatan, yakni kuratif dengan rumah sakitnya, serta promotif dan preventif lewat posyandu, puskesmas, maupun layanan kesehatan lain untuk menjaga masyarakat tetap sehat, termasuk melalui pemberian gizi seimbang.
“Sekarang yang dilakukan itu preventif, mencegah agar tidak sakit atau menjaga agar tetap sehat. Salah satu program di preventif itu skrining atau deteksi dini, itu penting sekali. Kalau deteksi dininya bagus bisa langsung diintervensi enggak perlu sakit dulu, jadi langsung diperbaiki kondisinya,” ujar Budi.
Selain itu, ke depan puskesmas dan posyandu diupayakan juga dapat mendeteksi kandungan senyawa etilen glikol atau bahan kimia dalam sirup seperti parasetamol yang sempat menyebabkan penyakit ginjal pada anak.
“Kalau ada tes etilen glikol kita bisa lakukan itu di level provinsi. Jadi 34 provinsi itu juga dapat menganalisis food chemical poisoning (keracunan bahan kimia pada makanan),” ucapnya.
Butuh laboratorium memadai
Budi mengatakan untuk melakukan deteksi dini maka layanan kesehatan di daerah butuh laboratorium yang memadai.
“Laboratorium kesehatan itu ada dua, lab klinik yang ada di rumah sakit dan public health lab atau laboratorium kesehatan masyarakat. Biasanya yang paling sering itu cek darah, kolesterol, gula, tekanan darah. Sekarang kita upayakan bisa cek di labkesmas, tuberkolusisnya ada apa enggak, cacar monyetnya nya ada atau enggak, itu bisa dilakukan lebih dini,” paparnya.
Selain itu, untuk mendukung peningkatan gizi masyarakat, baik posyandu maupun puskesmas, mesti bisa mengecek udara kotor atau sanitasi. “Cek juga udaranya kotor atau enggak, airnya bersih atau enggak. Kalau seperti itu sebenarnya bisa dilakukan oleh labkesmas mulai dari level posyandu, puskesmas kabupaten/kota,” tandasnya.