Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nasi tempong salah satu kuliner ikon Banyuwangi. Dalam bahasa suku Osing, tempong artinya tampar, mungkin karena rasa pedasnya seperti ditampar. Kuliner yang merakyat ini berupa nasi putih, dilengkapi dengan potongan tempe, tahu, dan ikan asin. Sayur pelengkapnya berupa sayur rebus, berupa kol, bayam, juga terung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satu hal lain yang membuat menu ini menjadi istimewa adalah sambalnya. Pedasnya cabai rawit, menyatu dengan kesegaran tomat ranti dengan aroma terasi khas Banyuwangi. Pedas dan segarnya sambal, membuat siapapun serasa "tertampar". Sensasi rasa sambalnya, tak terlupakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuliner ini mudah dijumpai di Banyuwangi. Apalagi, saat ini kota di ujung timur Jawa itu, telah memasuki tahapan new normal. Nasi tempong pun bisa ditemui dengan mudah. Hanya saja, penjual dan pengunjung harus mematuhi protokol kesehatan.
Nasi Tempong Mbok Wah salah satu yang terkenal di Banyuwangi. Lokasinya ada di Jalan Gembrung Nomor 220, Glagah, Bakungan, Banyuwangi, Jawa Timur. Di rumah makan itu, pengunjung bisa menikmati nasi tempong sambil lesehan atau di meja.
Jika ingin santai sambil lesehan, bisa memilih lokasi di sebelah kiri warung makan. Sementara di sisi kanan, berjejer meja dan bangku yang juga bisa jadi pilihan.
Paket lengkap sego tempong atau nasi tempong khas Banyuwangi. Foto: @isnasutanto
Pada bagian tengah rumah makan, tersaji pemandangan yang menggugah selera. Deretan lauk yang bakal jadi lauk nasi tempong. Mulai dari pilihan ikan yang digoreng, udang, paru, (nus) cumi hitam, hingga satai telur puyuh.
Dan yang paling menarik perhatian adalah sambal nasi tempong yang diulek di atas cobek berukuran besar. Sambal ini dibuat dadakan saat pelanggan datang dan disesuaikan dengan jumlah yang datang.
Nasi putih hangat dengan potongan tahu dan tempe serta ikan asin yang garing, terasa sangat nikmat dengan rasa sambalnya yang pedas-asam nan segar. Belum lagi dengan sayuran rebusnya yang masih garing dan manis.
"Kunci dari kesegaran sambal ini memang yang dibuat baru, saat pelanggan datang. Sehingga rasanya akan selalu segar," ujar Towi, pengelola rumah makan Sego Tempong Mbok Wah.
Adik dari Mbok Wah ini mengatakan, awalnya menu ini menjadi andalan masyarakat Banyuwangi untuk bekal mereka ke sawah.
Namun seiring waktu dengan rasanya yang khas dan semakin terbukanya Banyuwangi sebagai destinasi wisata, membuat masakan ini jadi banyak diburu wisatawan. Karena itu kemudian banyak disajikan menu-menu pendukung lainnya.
Kunci kelezatan nasi tempong Mbok Wah adalah bahan-bahannya yang segar. Dok. Kemenparekraf
"Tapi kuncinya semuanya harus selalu segar, bahan-bahannya segar. Makanya kami harus selalu baru, kalau diinapkan rasanya sudah berubah. Kami sesuaikan dengan pengunjung yang datang," kata Towi.
Saat wabah, Towi sempat menutup rumah makannya. Kini mereka buka kembali dengan mematuhi protokol kesehatan, "Semua karyawan yang masuk dipastikan kesehatannya, dengan cek suhu tubuh dan menggunakan masker dan pelindung wajah. Tempat cuci tangan dan hand sanitizer juga kami siapkan di setiap area rumah makan," kata Towi.