Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Industri pakaian merupakan penyumbang limbah terbesar kedua di dunia. Jutaan pohon ditebang setiap tahunnya untuk memproduksi tekstil dan puluhan ton tekstil berujung menjadi limbah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dari banyaknya pakaian bekas yang menjadi limbah, hanya seperempat di antaranya didaur ulang dan didonasikan. Pola yang dibiarkan berkepanjangan telah menyumbangkan emisi karbon dalam jumlah yang tidak sedikit untuk bumi ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekhawatiran terhadap isu ini kemudian membawa Setali untuk bergerak mengurangi jumlah emisi karbon yang dihasilkan oleh limbah pakaian dengan cara yang menarik. Sebagai sebuah gerakan sosial yang berfokus pada problematika limbah pakaian dan lingkungan, Setali memberi kehidupan baru untuk pakaian bekas dan limbah tekstil yang ditolak atau tidak terjual dengan mengubahnya menjadi sebuah kreasi yang menginspirasi. Istilah slow fashion dan upcycle menjadi prinsip utama yang dibawa Setali dalam menghasilkan tiap kreasinya. Selain bertujuan untuk mengolah limbah pakaian, Setali juga berupaya untuk meningkatkan mata pencaharian orang-orang yang turut membantu produksi dan pengolahan limbah pakaian tersebut. Setiap orang dapat berkontribusi dengan menyumbangkan pakaian bekas mereka yang kemudian dapat digantikan oleh barang daur ulang yang lain.
Pameran baju-baju daur ulang oleh Setali di Astha 8 pada 28 Mei -26 Juni 2022/Setali
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Head Operation Setali, Gema Minang mengatakan kolaborasi dengan banyak pihak sudah dilakukannya salah satunya dengan menyiapkan drop box di beberapa daerah di Jakarta selama 3 bulan beberapa waktu lalu. Selama itu pula masyarakat bisa menyumbangkan pakaian mereka yang sudah tidak dipakai untuk nantinya diperharui oleh tim Setali. "Dalam 3 bulan kami berhasil menerima 3 ton barang," katanya kepada Tempo pada 17 Juni 2022.
Gema mengatakan ada banyak sekali pakaian dan kain yang diberikan masyarakat untuk didaur ulang. Mereka tidak hanya menberikan baju bekas, namun juga tirai, jaket kulit, sarung bantal, sisa kain jahit, hingga metal. Dari semua barang yang diberikan itu, Gema mengatakan satu barang yang tidak bisa kami recycle saat ini adalah pakaian dalam. Dari barang-barang itu, 8 orang recycling artist memikirkan desain terbaru untuk nantinya dibuatkan barang baru. "Tentu kami kurasi lagi pakaian mana yang masih dalam kondisi layak, dan kami juga sanitasi," katanya.
Barang-barang bekas itu akhirnya naik kelas. Ada yang dimodifikasi menjadi baju, jaket, atau bahkan aksesori kalung, totebag, karpet dan hiasan dinding. "Yang sulit dalam mengolah ini adalah mencari model inspirasinya. Ini bukan bahan polos, sehingga kami harus memiliki imajinasi yang lebih liar. Ruang gerak kami pun jadi sempit karena sudah ada pola di baju-baju itu," kata Gema yang juga menjadi salah satu desainer dalam pembuatan baju bekas itu. Semua karya dari pakaian bekas kolaborasi Setali dengan banyak pihak itu dipamerkan di Astha District 8 dipamerkan dalam ekshibisi bertajuk “Barang Lama Bersemi Kembali” didukung oleh Bank Mandiri pada 28 Mei hingga 26 Juni 2022.
Pameran baju-baju dan aksesori daur ulang oleh Setali di Astha 8 pada 28 Mei -26 Juni 2022/Setali
Andien Aisyah, salah satu pendiri dari Setali, menyampaikan bahwa setiap pembelian produk akan diberikan kepada pengrajin lokal. "Setiap pembelian hasil produk daur ulang akan dimanfaatkan untuk memberdayakan para pengrajin lokal dan komunitas penjahit lewat pelatihan dan berbagai kegiatan peningkatan keterampilan," katanya.
Andien dan Gema mengajak masyarakat Indonesia semakin menyadari atas masalah sampah kain yang semakin penting ini. Mereka mengajak masyarakat untuk memberikan kehidupan baru pada pakaian bekas, Setali juga melalui ekshibisi ini ingin berbagi pengetahuan tentang daur ulang limbah dan kegiatan upcycle pada pengunjung.
Sebagai bentuk realisasi pilar Setali Collaboration, terdapat juga pilihan produk hasil kolaborasi Setali dengan beberapa brand fashion, tekstil dan furniture. Pada pameran ini Setali menampilkan koleksi furniture dengan Tejas yang menggunakan kain perca. Selain itu terdapat pilihan kreasi busana upcycle kolaborasi dengan beberapa brand lokal seperti Nonarara, Gaea Home dan Arte Wear. Pengunjung juga dapat menyalurkan pakaian bekas yang nantinya akan diserap oleh Setali dan Pable sebagai bentuk kolaborasi lainnya.
Baca: Rayakan Idul Fitri UNIQLO Ajak Donasikan Pakaian Bekas