Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Setelah Pemasangan Ring Jantung, Apa yang Harus Dilakukan dan Pantangannya?

Pemasangan ring jantung merupakan salah satu metode pengobatan untuk penyakit jantung koroner. Apa yang harus dilakukan pasien dan pantangannya?

12 Juli 2022 | 09.19 WIB

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Perbesar
Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jantung koroner merupakan salah satu penyakit dengan persentase kematian terbesar di dunia. Pasang ring jantung, disebut juga angioplasti, merupakan salah satu metode pengobatan untuk penyakit ini. Lalu, apa saja pantangan bagi penderita jantung koroner yang telah melakukan pemasangan ring jantung ini?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angioplasti koroner dengan pemasangan stent merupakan prosedur standar dan umum dalam pengelolaan arteri jantung koroner akibat penyumbatan pembuluh darah. Banyak ahli jantung terampil yang melakukan prosedur ini di seluruh dunia. Namun, pemahaman dan apresiasi akan pentingnya praktik pasca-prosedur, pada sebagian pasien, masih kurang. Untuk itu perlu diperhatikan bahwa penting untuk melakukan dan tidak melakukan pasca pemasangan ring jantung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan setelah pemasangan ring jantung:

1. Minum obat secara teratur

Tak jarang pasien enggan mengonsumsi obat, sehingga tidak teratur. Terutama setelah prosedur pemasangan ring jantung telah berlalu. Pasien percaya bahwa ketika pemasangan ring telah dilakukan, mengonsumsi obat-obatan dapat dihentikan. Menurut Konsultan Senior & Direktur Kardiologi di Narayana Superspeciality Hospital di Gurugram Prof. (Dr.) Hemant Madan, obat-obatan seperti pengencer darah dan statin penurun kolesterol wajib dikonsumsi setelah pemasangan stent. Obat-obatan ini mencegah komplikasi penting yang mengancam jiwa, yaitu trombosis stent.

2. Jangan mengabaikan gejala yang timbul

Jangan abaikan atau sembunyikan gejala yang dirasakan pasca pemasangan ring jantung. Pasien yang merasa tidak nyaman seperti nyeri dada, dispepsia, atau kesulitan bernapas, disarankan untuk melakukan berkonsultasi dengan ahli jantung. Hal ini perlu dilakukan karena komplikasi apa pun pada kelompok pasien ini dapat mengancam jiwa, kata Hemant, seperti dikutip dari laman Narayana Health.

3. Melakukan diet

Mengutip dari laman everydayhealth.com, penting bagi seseorang dengan ring jantung untuk melakukan diet sehat. Bahkan harus menjadi prioritas. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar kolesterol tinggi akan memicu kembali timbulnya plak di pembuluh darah jantung. Plak sendiri disebabkan oleh kolesterol yang menumpuk di pembuluh darah jantung dan menyebabkan jantung koroner. Menurut penelitian, diet jantung sehat setelah angioplasti dapat mengurangi kemungkinan seseorang akan memiliki masalah jantung di masa depan, seperti serangan jantung, sebanyak 73 persen.

Adapun makanan yang harus dihindari bagi orang dengan ring jantung yaitu daging olahan yang dikemas dengan natrium, nitrat, dan pengawet lain karena dapat membahayakan jantung. Lemak jenuh dan lemak trans karena berkontribusi pada tingkat kolesterol tidak sehat yang tinggi. Biji-bijian olahan karena pemrosesan menghilangkan banyak bagian biji-bijian yang sehat. Serta makanan dan minuman dengan tambahan gula, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan.

4. Olahraga ringan

Seseorang dengan ring jantung disarankan untuk melakukan olahraga, walaupun sekadar olahraga ringan. Mereka dapat memulai dengan melakukan jalan santai dan secara bertahap meningkatkan intensitas olahraga. Kendati begitu, olahraga berat seperti angkat beban atau berjalan di lereng curam harus dihindari selama sekitar 4 hingga 6 minggu pasca pemasangan.

5. Melakukan follow up atau tindak lanjut

Tindak lanjut setelah pemasangan ring jantung ditujukan untuk optimalisasi pengobatan, skrining untuk efek samping atau komplikasi serta pengendalian faktor risiko. Frekuensi tindak lanjut dapat bervariasi tergantung pada situasi klinis dan profil risiko pasien. Follow up umumnya dilakukan sebulan sekali dan ini harus, menurut Hemant.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus