LEBIH dari 15% pasien yang berobat di bagian THT RSCM Jakarta
menderita penyakit infeksi telinga. Sebagian besar dari jumlah
itu terdiri dari kasus menahun yang sudah tergolong berat karena
penderitanya masih menganggap penyakitnya sepele.
Padahal penyakit radang telinga (Otitis Media Supuratif
Kronik-OMSK) alias congek, jika lambat diobati bisa fatal. Bukan
saja dapat berakibat tuli, juga dapat berlanjut dengan
komplikasi peradangan otak (meningitis otogenik). Di RSCM,
selama 1980/1982, terdapat delapan orang meninggal karena
menderita jenis terakhir ini.
Karena ancaman penyakit ini tampaknya belum banyak dipahami,
Sabtu pekan lalu bagian THT RSCM dan FKUI menyelenggarakan
simposium tentang pengobatan congek (OMSK) dan komplikasi, di
Hotel Borobudur, Jakarta. Dengan sponsor beberapa pabrik obat,
simposium itu menampilkan 9 makalah dari dokter-dokter THT, 2 di
antaranya dari Jepang dan Inggris.
Penyakit radang telinga ini cukup banyak ditemukan di Indonesia,
terutama pada anak-anak dan golongan muda dari lapisan
masyarakat rendah dan menengah. Zainul A. Djaafar, spesialis THT
yang mengepalai subbagian Otologi RSCM dan menjadi ketua panitia
pelaksana simposium tadi, mencatat, setiap hari dari sekitar 150
pasien yang datang ke bagian THT, tak kurang dari 20 orang
menderita OMSK. Golongan ini, menurut Zainul, umumnya datang
berobat setelah cairan yang keluar dari lubang telinga itu sudah
membusuk, sudah sakit di bagian dalam telinga, bahkan sudah
timbul pembengkakan.
OMSK pada dasarnya berasal dari penjalaran infeksi melalui
saluran yang menghubungkan rongga telinga dengan rongga hidung
atau tuba. Hal ini terjadi karena infeksi jalan napas bagian
atas yang kronis, atau karena amandel, sumbatan pada tuba,
gendang pendengar berlubang, adanya jaringan abnormal yang ganas
di daerah telinga tengah, ataupun peradangan tulang mastoid
(tulang menonjol di belakang telinga). Namun tak kalah penting
dari itu, juga dapat disebabkan alergi, celah pada langit-langit
atau karena daya tubuh yang rendah karena higine dan gizi yang
rendah pula.
Gejalanya dapat berupa cairan yang keluar terus-menerus atau
hilang timbul melalui lubang telinga. Cairan itu dapat bening,
kotor keabu-abuan, kuning, bahkan bercampur darah. Dan berbau
busuk. Gejala lain dapat terlihat misalnya pada liang telinga
yang menyempit disertai warna kemerah-merahan dan gendang
pendengar berlubang.
Congek termasuk penyakit yang berpotensi tinggi untuk menjadi
serius. Karena komplikasi-komplikasinya dapat mengancam
kesehatan dan menyebabkan kematian. OMSK type benigna (jinak)
masih mudah disembuhkan dengan pengobatan biasa. Tapi OMSK jenis
ganas (maligna) harus dioperasi, dengan akibat tuli.
Penderita congek ganas ternyata cukup banyak juga. Menurut dr.
Zainul Djaafar, setiap tahun RSCM mencatat tak kurang dari 150
orang penderita OMSK ganas. "Tapi karena berbagai keterbatasan,
setiap tahun rata-rata hanya dapat dioperasi 60 orang," kata
kepala sub-bagian Otologi RSCM itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini