Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Si congek di antara kita

Omsk jika lambat diobati bisa fatal. simposium penyakit telinga di hotel borobudur jakarta. (ksh)

20 Agustus 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LEBIH dari 15% pasien yang berobat di bagian THT RSCM Jakarta menderita penyakit infeksi telinga. Sebagian besar dari jumlah itu terdiri dari kasus menahun yang sudah tergolong berat karena penderitanya masih menganggap penyakitnya sepele. Padahal penyakit radang telinga (Otitis Media Supuratif Kronik-OMSK) alias congek, jika lambat diobati bisa fatal. Bukan saja dapat berakibat tuli, juga dapat berlanjut dengan komplikasi peradangan otak (meningitis otogenik). Di RSCM, selama 1980/1982, terdapat delapan orang meninggal karena menderita jenis terakhir ini. Karena ancaman penyakit ini tampaknya belum banyak dipahami, Sabtu pekan lalu bagian THT RSCM dan FKUI menyelenggarakan simposium tentang pengobatan congek (OMSK) dan komplikasi, di Hotel Borobudur, Jakarta. Dengan sponsor beberapa pabrik obat, simposium itu menampilkan 9 makalah dari dokter-dokter THT, 2 di antaranya dari Jepang dan Inggris. Penyakit radang telinga ini cukup banyak ditemukan di Indonesia, terutama pada anak-anak dan golongan muda dari lapisan masyarakat rendah dan menengah. Zainul A. Djaafar, spesialis THT yang mengepalai subbagian Otologi RSCM dan menjadi ketua panitia pelaksana simposium tadi, mencatat, setiap hari dari sekitar 150 pasien yang datang ke bagian THT, tak kurang dari 20 orang menderita OMSK. Golongan ini, menurut Zainul, umumnya datang berobat setelah cairan yang keluar dari lubang telinga itu sudah membusuk, sudah sakit di bagian dalam telinga, bahkan sudah timbul pembengkakan. OMSK pada dasarnya berasal dari penjalaran infeksi melalui saluran yang menghubungkan rongga telinga dengan rongga hidung atau tuba. Hal ini terjadi karena infeksi jalan napas bagian atas yang kronis, atau karena amandel, sumbatan pada tuba, gendang pendengar berlubang, adanya jaringan abnormal yang ganas di daerah telinga tengah, ataupun peradangan tulang mastoid (tulang menonjol di belakang telinga). Namun tak kalah penting dari itu, juga dapat disebabkan alergi, celah pada langit-langit atau karena daya tubuh yang rendah karena higine dan gizi yang rendah pula. Gejalanya dapat berupa cairan yang keluar terus-menerus atau hilang timbul melalui lubang telinga. Cairan itu dapat bening, kotor keabu-abuan, kuning, bahkan bercampur darah. Dan berbau busuk. Gejala lain dapat terlihat misalnya pada liang telinga yang menyempit disertai warna kemerah-merahan dan gendang pendengar berlubang. Congek termasuk penyakit yang berpotensi tinggi untuk menjadi serius. Karena komplikasi-komplikasinya dapat mengancam kesehatan dan menyebabkan kematian. OMSK type benigna (jinak) masih mudah disembuhkan dengan pengobatan biasa. Tapi OMSK jenis ganas (maligna) harus dioperasi, dengan akibat tuli. Penderita congek ganas ternyata cukup banyak juga. Menurut dr. Zainul Djaafar, setiap tahun RSCM mencatat tak kurang dari 150 orang penderita OMSK ganas. "Tapi karena berbagai keterbatasan, setiap tahun rata-rata hanya dapat dioperasi 60 orang," kata kepala sub-bagian Otologi RSCM itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus