ORANG mengumpul puntung rokok ternyata bukan hanya di Jakarta.
Juga ada orang Amerika begitu, seperti yang dilakukan oleh Eric
Carrier. Tapi kalau di sini orang gelandangan melakukannya untuk
mencari nafkah - tembakaunya dijual kembali, maka Carrier yang
masih pelajar sekolah menengah di kota Plymouth sengaja
mengumpulkannya untuk membangun suatu "karya seni".
Karya Carrier itu, demikian gambar UPI/Antara yang dimuat harian
Kompas pekan lalu, setinggi satu meter, terdiri dari 4500
puntung rokok yang dikutipnya dari pelabuhan udara dan berbagai
restoran. Tengkorak manusia dan dua tulangnya yang bersilang
telah tergambar di dalamnya, yang mengandung pesan tentang
bahaya merokok.
"Hari ini, tidak disangsikan lagi bahwa merokok itu sebenarnya
sama dengan bunuh diri secara perlahan," kata Joseph Califano
yang memimpin bidang HEW (Kesehatan, Pendidikan dan
Kesejahteraan) di AS. Menteri Califano ini tidak diragukan pula
telah sangat bertikai dengan pihak industri, terutama Tobacco
Institute di AS sejak ia berhenti merokok Oktober 1975. Apalagi
Januari lalt keluar pula laporan pemerintah yang makin
mengaitkan rokok dan kanker.
Surgeon General (Dirjen Kesehatan) Julius B. Richmond yang di
bawah Califano menyiarkan laporan terbaru itu-sejak yang pertama
15 tahun lalu -- dalam 1200 halaman. Dokumen itu meringkaskan
30.000 studi ilmiah yang tersiar sebelumnya. Memakai grafik dan
bagan studi selama IS tahun, laporan itu menunjukkan bahwa
merokok bukan hanya bisa menimbulkan kanker paru-paru, tapi juga
menguatkan lagi pendapat semula bahwa sigaret memainkan peranan
besar dalam serangan jantung. Ditonjolkannya terutama bahaya
merokok bagi wanita dan anak belasan tahun. Pokoknya, kata
Califano, merokok itu jelas "jauh lebih berbahaya" daripada yang
diduga pada tahun 1964.
Risikonya bagi wanita, menurut laporan itu, ialah berat anak
yang dilahirkannya akan berkurang, sedang pertumbuhan fisik dan
mental anaknya pun akan lebih lambat. Merokok bagi wanita juga
menambah bahaya keguguran dan kematian kandungan.
Laporan terakhir itu merupakan pertanda pemerintah akan lebih
menggalakkan lagi kampanye anti-merokok. Stasiun radio dan
televisi di Amerika tadinya sudah dilarang menyiarkan iklan
sigaret, bahkan diminta pula oleh pemerintah supaya memasang
pesan anti-merokok dalam acara masing-masing. Produsen sigaret
sudah diwajibkan memasang pesan pada tiap bungkus bahwa ini
berbahaya bagi kesehatan.
Califano ingin supaya lebih banyak kampanye anti-merokok itu
dijalankan. Tahun ini, dia meningkatkan anggaran untuk keperluan
riset mengenai pendidikan kesehatan ke arah anti-merokok menjadi
$ 29 juta, naik dari $ 19 juta tahun lalu. Sedari kecil orang
Amerika akan diajar, demikian rencana HEW betapa sigaret merusak
kesehatan. Tidak gampang memang. Tapi, tulis Newsweek, usaha
pendidikan HEW itu sudah kelihatan pengaruhnya. "Konsumsi
sigaret di AS selama tahun lalu menurun dengan 2 milyar -- ke
tingkatnya yang terendah dalam 20 tahun."
Tobacco Institute, tentu saja, tidak tinggal diam. Pemimpinnya,
William F. Dwyer, mencap laporan 1200 halaman dari Surgeon
General itu sebagai usaha politik untuk "menggeser bisnis kami."
Amunisinya terutama ditujukan terhadap Califano yang, katanya,
keterlaluan semangat kampanyenya seperti "orang berdosa yang
tobat." Califano rupanya disebut "tobat" karena berhenti merokok
tahun 1975.
Kampanye anti-merokok secara kecilkecilan ada juga di Indonesia.
Pada suatu Minggu pagi bulan lalu, umpamanya, ada acara TVRI
tentang rokok merusak kesehatan. Menhankam, Jenderal M. Jusuf,
sering pula berpesan pada prajurit ABRI ketika inspeksi ke
daerah-daerah. "Jangan kau gunakan uang laukpaukmu untuk membeli
rokok. Gunakan itu untuk mencukupi makananmu dengan telur,
kacang ijo," katanya.
Jenderal Jusuf sendiri tidak merokok. "Lebih baik tidak merokok
kalau sedang rapat dengan beliau," nasehat seorang perwira
menengah. Supaya dikeuhui, di kantornya tidak tersedia asbak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini