Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sigaret? Tidak, Terima kasih ......

Eric Carrier, orang Amerika mengumpulkan puntung rokok untuk membangun suatu "karya seni". Terdiri dari 4.500 puntung rokok setinggi 1 m berupa gambar tengkorak manusia dengan dua tulang bersilang. (ksh)

10 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ORANG mengumpul puntung rokok ternyata bukan hanya di Jakarta. Juga ada orang Amerika begitu, seperti yang dilakukan oleh Eric Carrier. Tapi kalau di sini orang gelandangan melakukannya untuk mencari nafkah - tembakaunya dijual kembali, maka Carrier yang masih pelajar sekolah menengah di kota Plymouth sengaja mengumpulkannya untuk membangun suatu "karya seni". Karya Carrier itu, demikian gambar UPI/Antara yang dimuat harian Kompas pekan lalu, setinggi satu meter, terdiri dari 4500 puntung rokok yang dikutipnya dari pelabuhan udara dan berbagai restoran. Tengkorak manusia dan dua tulangnya yang bersilang telah tergambar di dalamnya, yang mengandung pesan tentang bahaya merokok. "Hari ini, tidak disangsikan lagi bahwa merokok itu sebenarnya sama dengan bunuh diri secara perlahan," kata Joseph Califano yang memimpin bidang HEW (Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan) di AS. Menteri Califano ini tidak diragukan pula telah sangat bertikai dengan pihak industri, terutama Tobacco Institute di AS sejak ia berhenti merokok Oktober 1975. Apalagi Januari lalt keluar pula laporan pemerintah yang makin mengaitkan rokok dan kanker. Surgeon General (Dirjen Kesehatan) Julius B. Richmond yang di bawah Califano menyiarkan laporan terbaru itu-sejak yang pertama 15 tahun lalu -- dalam 1200 halaman. Dokumen itu meringkaskan 30.000 studi ilmiah yang tersiar sebelumnya. Memakai grafik dan bagan studi selama IS tahun, laporan itu menunjukkan bahwa merokok bukan hanya bisa menimbulkan kanker paru-paru, tapi juga menguatkan lagi pendapat semula bahwa sigaret memainkan peranan besar dalam serangan jantung. Ditonjolkannya terutama bahaya merokok bagi wanita dan anak belasan tahun. Pokoknya, kata Califano, merokok itu jelas "jauh lebih berbahaya" daripada yang diduga pada tahun 1964. Risikonya bagi wanita, menurut laporan itu, ialah berat anak yang dilahirkannya akan berkurang, sedang pertumbuhan fisik dan mental anaknya pun akan lebih lambat. Merokok bagi wanita juga menambah bahaya keguguran dan kematian kandungan. Laporan terakhir itu merupakan pertanda pemerintah akan lebih menggalakkan lagi kampanye anti-merokok. Stasiun radio dan televisi di Amerika tadinya sudah dilarang menyiarkan iklan sigaret, bahkan diminta pula oleh pemerintah supaya memasang pesan anti-merokok dalam acara masing-masing. Produsen sigaret sudah diwajibkan memasang pesan pada tiap bungkus bahwa ini berbahaya bagi kesehatan. Califano ingin supaya lebih banyak kampanye anti-merokok itu dijalankan. Tahun ini, dia meningkatkan anggaran untuk keperluan riset mengenai pendidikan kesehatan ke arah anti-merokok menjadi $ 29 juta, naik dari $ 19 juta tahun lalu. Sedari kecil orang Amerika akan diajar, demikian rencana HEW betapa sigaret merusak kesehatan. Tidak gampang memang. Tapi, tulis Newsweek, usaha pendidikan HEW itu sudah kelihatan pengaruhnya. "Konsumsi sigaret di AS selama tahun lalu menurun dengan 2 milyar -- ke tingkatnya yang terendah dalam 20 tahun." Tobacco Institute, tentu saja, tidak tinggal diam. Pemimpinnya, William F. Dwyer, mencap laporan 1200 halaman dari Surgeon General itu sebagai usaha politik untuk "menggeser bisnis kami." Amunisinya terutama ditujukan terhadap Califano yang, katanya, keterlaluan semangat kampanyenya seperti "orang berdosa yang tobat." Califano rupanya disebut "tobat" karena berhenti merokok tahun 1975. Kampanye anti-merokok secara kecilkecilan ada juga di Indonesia. Pada suatu Minggu pagi bulan lalu, umpamanya, ada acara TVRI tentang rokok merusak kesehatan. Menhankam, Jenderal M. Jusuf, sering pula berpesan pada prajurit ABRI ketika inspeksi ke daerah-daerah. "Jangan kau gunakan uang laukpaukmu untuk membeli rokok. Gunakan itu untuk mencukupi makananmu dengan telur, kacang ijo," katanya. Jenderal Jusuf sendiri tidak merokok. "Lebih baik tidak merokok kalau sedang rapat dengan beliau," nasehat seorang perwira menengah. Supaya dikeuhui, di kantornya tidak tersedia asbak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus