Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat diminta tidak curhat secara berlebihan di media sosial untuk mencegah respons negatif dari orang lain. Kepala Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Dipa (UNDIPA) Makassar, Erfan Hasmin, pun menjelaskan untung rugi mencurahkan isi hati atau curhat di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tidak semua orang di media sosial akan memberikan solusi sesuai yang kita harapkan. Ada juga yang akan menghakimi dan memberikan respons negatif," ujar Erfan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi sebagian orang, curhat di media sosial dinilai dapat memberikan ketenangan terkait masalah yang menimpanya. Menurut Erfan, mendapat respons atau masukan dari orang lain bisa membuat lebih tenang, nyaman, dan terhindar dari stres. Namun, terlampau berlebihan curhat juga tidak bagus untuknya. Curhat berlebihan di media sosial bisa menimbulkan respons negatif dari orang lain yang bisa berdampak pada kondisi mental pencerita.
“Tentu saja ini akan berakibat memperburuk keadaan dan merusak mental diri sendiri,” ujarnya.
Oleh karena itu, agar tidak berlebihan curhat di media sosial atau yang populer dengan istilah oversharing, Erfan menyarankan untuk tidak mengunggah sesuatu ketika emosi sedang tidak stabil. Kondisi emosi yang tak stabil kerap membuat orang kurang waspada. Selain itu, lebih selektif terhadap apa yang hendak diunggah di media sosial adalah langkah tepat sambil berpikir ulang apakah unggahan itu bakal merugikan diri sendiri atau orang lain.
Sementara itu, wakil direktur bidang penjualan dan ritel wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Indosat Ooredoo Hutchison, Heny Tri Purnaningsih, mengingatkan pengguna internet pintar mengendalikan diri dan emosi ketika berselancar di dunia maya.
Jaga kehidupan pribadi
Dia mengimbau mereka tidak berkomentar di media sosial ketika sedang emosi atau dalam keadaan marah. Menurutnya, sesuatu yang diawali dengan amarah akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
“Hindari mengumbar kehidupan pribadi di media sosial sebab urusan pribadi bukan untuk konsumsi publik. Sebaliknya, hormati privasi orang lain dan jangan berkomentar negatif terhadap pendapat orang lain,” imbau Heny.
Agar terhindar dari dampak buruk media sosial, konsultan TIK, Anwar Sadat, memberi sejumlah tips, antara lain niat untuk menggunakan media sosial sewajarnya saja disertai disiplin waktu. Selanjutnya, orang perlu membuat skala prioritas dalam bermedia sosial, menyaring konten yang hendak dibaca, dan memastikan konten tersebut bermanfaat.
“Dunia digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisi dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak tumbuh dan berkembang, serta di mana kita sebagai bangsa hadir secara bermartabat,” ajak Anwar.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.