Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika seseorang merasa enggan beranjak dari kasur, meskipun sudah bangun tidur selama dua jam, itu menandakan kondisi dysania. Bahkan, kondisi tertentu bisa menyebabkan seseorang ingin terus berada di kasur selama berhari-hari. Mengutip WebMD, sebenarnya dysania tak tergolong penyakit, melainkan gejala dari banyak kondisi medis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Walaupun bukan penyakit, tapi seseorang yang mengalami gejala itu pun perlu berkonsultasi dengan ahli medis, seperti dikutip dari Healthline. Sebab, dysania bisa menyebabkan gejala lainnya, antara lain sakit kepala, punggung, panggul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut beberapa penyebab seseorang mengalami dysania:
- Depresi
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan kesedihan, kehilangan energi, dan kelelahan.
- Sindrom kelelahan kronis
Seseorang yang mengalami sindrom kelelahan kronis akan merasakan keadaan letih yang ekstrem yang lama. Meskipun sudah beristirahat, tapi rasanya seperti tak pernah cukup untuk menghilangkan rasa lelah.
- Fibromialgia
Fibromialgia menyebabkan nyeri otot dan masalah memori, sehingga mempengaruhi suasana hati. Kondisi itu membuat seseorang merasa lelah.
- Apnea tidur
Apnea tidur terjadi ketika sesuatu mengganggu pernapasan. Gangguan pernapasan saat tidur menyebabkan kekurangan energi sehingga mudah mengantuk saat siang.
- Anemia
Kondisi yang kekurangan sel darah merah juga menyebabkan dysania.
- Gondok
Gangguan kelenjar tiroid atau gondok juga menyebabkan seseorang merasa lesu.
- Diabetes
Kadar gula darah yang tinggi akan menguras energi, akibatnya seseorang yang diabetes mudah merasa lelah.
- Penyakit jantung
Penyakit jantung juga membuat seseorang merasakan kelelahan yang berlebihan.
- Gangguan tidur
Gangguan tidur, seperti insomnia atau narkolepsi (kantuk luar biasa saat siang) mengakibatkan sulit bangun saat pagi.
DELFI ANA HARAHAP