Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sulit Dideteksi, Gejala Kanker Lambung Mirip Sakit Maag

Pakar menjelaskan kanker lambung sulit dideteksi karena gejalanya mirip sakit maag. Apa saja gejalanya?

10 Februari 2021 | 16.20 WIB

Ilustrasi penderita sakit lambung.
Perbesar
Ilustrasi penderita sakit lambung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gejala kanker lambung sulit dideteksi sebab rata-rata seperti sakit maag biasa. Namun jika terlambat ditangani dapat menyebabkan kematian. Kanker ini adalah jenis kanker terbesar keempat di dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski di Indonesia kasusnya terbilang jarang, masyarakat tetap harus waspada. Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Sudono mengatakan kanker lambung disebabkan oleh adanya sel-sel kanker yang tumbuh di dalam lambung dan menjadi tumor. Sel ini kemudian tumbuh lagi secara perlahan selama bertahun-tahun. Penderita kanker lambung biasanya berusia 60-80 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pada awalnya, kanker lambung sering disangka sebagai sakit maag biasa sehingga sebagian besar pasien datang terlambat dan sudah pada stadium lanjut," kata Aru dalam webinar "Gaya Hidup Masa Kini: Waspada Kanker Lambung Mengintai Anda!" pada Rabu, 10 Februari 2021.

Beberapa gejala umum kanker lambung di antaranya nafsu makan menurun, sakit pada uluhati, nyeri perut, anemia, mual, berat badan turun drastis, serta muntah dengan atau tanpa darah.

"Gejalanya hampir sama semuanya, cuma kalau kita ada gejala yang enggak hilang-hilang, misalnya tiga bulan diobati sakit maag tidak hilang-hilang, kita harus minta dokter untuk menelusuri lebih lanjut," kata Aru.

Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kejadian kanker lambung di dunia tahun 2020 mencapai lebih dari 1 juta kasus, yaitu sebanyak 369.580 pada wanita dan 719.523 pada laki-laki. Faktor pemicu kanker lambung 5-10 persen disebabkan oleh genetika, 90-95 persen lebih disebabkan oleh faktor lingkungan yang meliputi pola makan (30-35 persen), rokok (25-30 persen), infeksi (15-20 persen), obesitas (10-20 persen), alkohol (4-6 persen), dan lain-lain (10-15 persen).

Beberapa hal juga dapat meningkatkan risiko kanker lambung, di antaranya bakteri Helicobactor pylori, metaplasia usus, atrophic gastritis kronis, anemia pernisiosa, polip lambung, dan makanan yang diproses atau diasinkan.

"Ini (kanker lambung) memang bukan 10 besar di Indonesia tapi sulit dideteksi. Pengobatannya sulit dan mahal. Hati-hati merokok dan garam berlebihan, itu adalah faktor penting penyebab kanker lambung," ujar Aru.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus