Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sakit kepala sejatinya tidak selalu ujug-ujug terasa. Kalau kita meneliti setiap asupan makanan, minuman, dan kegiatan yang dilakukan, kita dapat mendeteksi apakah ada potensi sakit kepala atau tidak dalam beberapa waktu ke depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profesor neurologi di King's College London dan University of California, Los Angeles, Peter Goadsby mengatakan, sebelum sakit kepala, khususnya migrain menyerang, ada tahapan awalnya yang disebut fase prodom. "Fase ini dapat terjadi dalam hitungan jam hingga beberapa hari sebelum sakit kepala menyerang," kata Goadsby seperti dikutip dari Channel News Asia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum sakit kepala menyerang, fase prodom yang dirasakan misalkan kelelahan, perubahan suasana hati, sensitif teradap cahaya, kaku otot di sekitar kepala, yakni leher, bahu, dan punggung, sering menguap, dan sering buang air kecil. Potensi sakit kepala akan semakin besar apabila orang tersebut mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu.
Studi yang dilakukan Peter Goadsby menunjukkan, sebagian orang mengeluh sakit kepala setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang tinggi gula dan terlalu asin, seperti kue cokelat atau pasta. "Dalam fase prodom atau sebelum rasa sakit kepala itu muncul, beberapa orang justru ingin mengkonsumsi camilan gurih manis, seperti permen atau cokelat," ujarnya.
Jika keinginan makan makanan manis dan asin itu dituruti, menurut Goadsby, rasa sakit kepala akan lebih cepat datang. Pakar Neurologi dan Pengobatan Sakit Kepala di Mayo Clinic, Scottsdale, Ariz, Rashmi Halker Singh mengatakan, cokelat merupakan salah satu makanan pemicu migrain yang paling banyak dilaporkan. Hanya saja, menurut dia, belum cukup bukti untuk "menuduh" cokelat sebagai penyebab sakit kepala.
Profesor nutrisi dan studi makanan di George Mason University, Margaret Slavin mengatakan, makanan tinggi gula atau karbohidrat olahan juga dapat menyebabkan gula darah melonjak. Kondisi ini mengarah ke respons insulin yang terlalu besar. Insulin membantu menormalkan gula darah. Tetapi, terlalu banyak insulin dapat menyebabkan gula darah rendah dan kondisi ini disebut hipoglikemia yang gejalanya sakit kepala, gemetar, lelah, dan pusing.
Untuk mencegah sakit kepala, Halker Singh menyarankan agar mengkonsumsi makanan bergizi, banyak minum air putih, cukup tidur, dan olahraga teratur. Penting juga mengelola stres agar pikiran tetap rileks.
Baca juga:
15 Jenis Sakit Kepala Umum