Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kedokteran jiwa Jiemi Ardian mengatakan orang tidak perlu takut membocorkan rahasia dalam kondisi hipnosis kecuali benar-benar ingin mengungkapkannya. Melalui laman Instagramnya, dia mengatakan dalam kondisi dihipnotis orang tidak akan bisa melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukan dalam kondisi sadar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jiemi mencontohkan orang yang dalam kondisi sadar tak mau menjalankan perintah membuka baju, maka hal serupa akan dilakukan dalam kondisi hipnosis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi enggak perlu takut kalau kita membocorkan rahasia atau ngomong sesuatu yang memang enggak pengin ngomong, kecuali jangan-jangan memang pengin ngomong," katanya.
Jiemi mengingatkan hipnosis bukan tidur melainkan kondisi yang sangat rileks sehingga harapannya dalam kondisi tersebut sugesti lebih mudah diterima. "Jadi kondisi hipnosis walau banyak di televisi dikatakan tidur, itu bukanlah kondisi tidur," tuturnya.
Bukan penyembuh segalanya
Dia mengatakan hipnosis juga bukan metode penyembuh segalanya. Jiemi membenarkan adanya hipotesis yang menyatakan hipnosis menyelesaikan akar masalah. Tetapi, ini salah satu dari banyak hipotesis. Menurutnya, tidak semua kasus bisa diselesaikan melalui cara ini.
"Kadang-kadang yang butuh diperbaiki adalah perilaku, kesadaran, habit-nya dan lain sebagainya. Tapi mungkin ada perilaku yang diperbaiki dengan bawah sadarnya dan pada model tersebut hipnosis cocok digunakan," jelasnya.
Jiemi menyarankan yang ingin mencoba hipnoterapi bisa berdiskusi dulu dengan psikolog atau psikiater yang merawat. Menurut Cleveland Clinic, ahli hipnotis atau hipnoterapis yang terlatih dan bersertifikat akan memandu pasien ke dalam kondisi fokus dan relaksasi dengan isyarat verbal, pengulangan, dan citra.
Hipnosis dapat membantu mengobati sejumlah kondisi medis dengan faktor psikologis mempengaruhi gejala fisik, seperti stres dan kecemasan, serangan panik, sindrom stres pasca-trauma (PTSD), dan fobia. Selain itu, masalah kontrol perilaku, termasuk berhenti merokok, menurunkan berat badan, enuresis (mengompol), kemudian kondisi medis seperti asma, gangguan gastrointestinal, termasuk sindrom iritasi usus besar, efek samping kemoterapi kanker atau pengobatan radiasi, termasuk mual dan muntah, hipnosis juga bisa dilakukan.