Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Masa kesiapan anak ke toilet berbeda-beda.
Orang tua perlu melatihnya secara konsisten dan sabar.
Mulai dulu latihan melepas popok pada siang hari, baru kemudian pada malam hari.
Banyak orang tua khawatir akan anak balitanya yang belum bisa lepas popok sehingga nanti menjadi kurang mandiri. Dalam sebuah dialog di Instagram Live IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) pada Selasa, 5 Juli 2022, terungkap berbagai kegelisahan orang tua soal kemandirian anak dalam buang air kecil dan buang air besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada yang anak balitanya sudah berusia 3 tahun tapi belum belajar ke toilet. Ada yang bertanya bagaimana persiapan latihan ke toilet. Pertanyaan lain bagaimana mengajak anaknya ke toilet, sementara mereka sudah buang air kecil dan air besar duluan. Ada pula yang buah hatinya masih ngompol meskipun sudah diajak ke toilet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tania dan Rianti—sebut saja namanya begitu—anak mereka yang sudah berusia sekitar 4 tahun tapi tidak mau buang air kecil dan buang air besar di toilet. Anak-anak mereka masih merasa nyaman buang air di celana yang dilapisi pamper. Sedangkan penonton lain siaran Instagram itu, Petrus, melihat tiga keponakannya yang berusia 2-3 tahun berbeda-beda masa melepas popok.
“Anak adik saya sudah lepas popok sebelum usia 2 tahun. Sedangkan anak sulung kakak yang berusia 3 tahun baru saja lepas popok,” ujar Petrus. Ia melihat peran orang tuanya cukup besar dalam pembelajaran toilet ini, sehingga lebih cepat lepas popok.
Ilustrasi orang tua mengajarkan anaknya menggunakan toilet. Shutterstock
Dr Diane Meytha Supit, Sp.A(K), ahli tumbuh kembang dan pediatri sosial anak dari RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, Samarinda, menjelaskan bahwa latihan toilet adalah usaha anak agar mampu mengontrol dan mengendalikan buang air kecil dan besarnya. Penggunaan toilet secara mandiri penting untuk meningkatkan perkembangan anak pada usia 1-3 tahun. Sehingga mereka bisa lebih mandiri dan bisa siap terjun ke lingkungan sosial.
Dalam latihan toilet ini, kata Diane, penting memperhatikan kesiapan orang tua, anak, dan pengasuh. Ia menyebutkan kesiapan utama bagi orang tua dan pengasuh adalah psikologis serta waktu untuk melatih secara konsisten dan rutin. “Sedangkan untuk anak, butuh kesiapan psikologis, fisik, dan kognisinya,” ujar Diane, dalam Instagram Live itu.
Orang tua memegang peran penting dalam pengasuhan pelatihan toilet ini, meski kesiapan anak juga tak bisa diabaikan. Orang tua sering tidak sabar, kata Diane, sehingga tidak konsisten membimbing. “Orang tua perlu meluangkan waktu untuk membantu anak melewati waktu toilet training,” ujar Diane.
Ia juga menjelaskan bahwa anak usia 1-3 tahun lebih cepat mengenali atau mengontrol saluran cerna pada feses ketimbang mengontrol uretra. Dari segi usia dalam pembelajaran pada rentang usia 24-30 bulan 100 persen berhasil dan pada usia 27-29 bulan tingkat keberhasilannya 90 persen. Sedangkan usia anak tidak ngompol 30-34 bulan atau rata-rata pada usia 33 bulan dan tingkat keberhasilan mencapai 80 persen.
Dalam pelatihan ini, orang tua harus mengenali tanda-tanda ketika si anak mau buang air kecil atau buang air besar. Orang tua bisa mengenali ekspresi wajah dan perilaku, seperti pegang alat kelamin atau perutnya. Sebaiknya anak langsung dibawa ke toilet apabila mereka menunjukkan perilaku seperti itu.
Selain itu, orang tua bisa mengenalkan dengan kosakata. Diane mencontohkan kalimat pengenalan jika si anak telanjur pipis atau pup duluan, seperti ”Nanti kalau mau pipis atau pup lagi, kasih tahu mama atau papa, ya.”
Untuk anak yang sudah bisa bicara, sebenarnya lebih mudah mengajak mereka berlatih ke toilet. Namun Diane mengingatkan, dalam memberi pelatihan, orang tua tidak melakukan tekanan secara verbal atau fisik. Jika orang tua menggunakan tekanan emosi, seperti marah atau memberi hukuman, justru si anak akan trauma dan mengalami kemunduran.
“Jika psikologi anak belum siap, perlu komunikasi yang nyaman, hangat, dan perlahan-lahan,” ujar Diane. Orang tua tidak perlu buru-buru dan memaksa.
Selain kesiapan psikologi, lihat pula kesiapan fisiknya, misalnya apakah dia sudah bisa berdiri, duduk, atau jongkok. Kenalkan juga dengan perlengkapan di toilet, seperti potty chair yang lucu dan berwarna-warni untuk memantik perhatian dan semangat anak. Dalam pengenalan ini juga perlu kesabaran, konsistensi, dan rutinitas. ”Bila perlu, potty chair harus dibawa-bawa. Kalau beda, anak bisa bingung, bisa bikin mundur. Jadi, rutinitas itu memang penting.”
Untuk melatih anak lepas popok, orang tua bisa memulainya pada siang hari dan bisa tetap memakai popok pada malam hari. Saat siang hari, anak dilatih untuk mengungkapkan keinginan buang airnya. Jika pada waktu siang sudah berhasil, bisa dicoba pula pada malam. Caranya, ajak anak ke toilet sebelum tidur. Ia juga meminta orang tua tidak memberi banyak minum sebelum tidur. Bisa juga membangunkan si anak pada malam hari jika belum pipis sebelum tidur.
Latihan toilet juga penting untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Namun orang tua harus benar-benar mengetahui kesiapan anak secara fisik dulu dan kenali perilaku anak. Misalnya anak dengan ADHD atau down syndrome, apakah ia bisa duduk diam 10 menit, apakah bisa mengungkapkan keinginannya. Anak berkebutuhan khusus bisa jadi kognitifnya belum terpenuhi.
Orang tua juga harus mengobservasi waktu kesiapan anak dan tidak boleh dipaksakan agar tak terjadi kemunduran.
Hal penting pembelajaran latihan toilet:
- Perhatikan kesiapan orang tua, anak, serta pengasuh (psikis dan fisik).
- Luangkan waktu dan kesabaran untuk melatih anak.
- Jangan terburu-buru, memaksa, menekan, atau menggunakan kekerasan.
- Belajar konsisten, anak butuh rutinitas, repetisi, dan konsistensi.
- Komunikasikan dengan anak, kenalkan dengan bahasa atau narasi yang sederhana.
- Kenali tanda-tanda, ekspresi, atau ungkapan anak.
- Kenalkan dulu dengan tempat dan peralatan yang mendukung.
- Belajar lepas popok pada siang hari lebih dulu.
- Ajak anak buang air kecil sebelum tidur.
DIAN YULIASTUTI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo