Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menjelang 2008, biasanya orang menetapkan resolusi tahun baru. Kebanyakan berupa tekad makin sehat, langsing, atau berhenti merokok. Masalahnya, rencana yang menggebu-gebu di akhir tahun segera melumer pada bulan-bulan awal tahun berikutnya.
Pusat Medis Universitas Maryland telah membuat penelitian mengapa resolusi tahun baru itu gagal. Lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat ini juga memberikan tip agar resolusi yang Anda buat untuk 2008 berhasil:
Usai Libur Panjang, Stres
Setelah liburan panjang akhir tahun, orang bukannya bertambah segar, malah menjadi stres. ”Saya menangani kasus depresi terbanyak setiap Januari, dibanding bulan-bulan lain sepanjang tahun,” kata Gary L. Malone, ahli kesehatan jiwa di Pusat Medis Baylor All Saints, Texas. Pasalnya, setelah pesta dan liburan usai, orang cenderung merasa kecewa dan down.
Depresi setelah liburan biasanya ditandai dengan rasa sedih dan kosong, tidur terlalu sedikit atau banyak, berat badan turun atau naik, kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasa disukai, sulit berkonsentrasi, bahkan muncul minat bunuh diri.
Malone punya beberapa saran menghindari ancaman depresi seusai libur panjang, seperti dimuat di situs HealthDay Selasa pekan lalu:
Sumber Migrain di Otak Tengah
Bila setelah libur migrain Anda justru kumat, berikut ada sedikit kabar baik. Peneliti Rumah Sakit Rangueil, Prancis, berhasil meneliti aktivitas di bagian otak tengah (hipotalamus) ketika terjadi serangan migrain. Karena otak tengah ini bertanggung jawab atas munculnya berbagai emosi manusia, organ ini juga diperkirakan menjadi pemicu timbulnya berbagai jenis sakit kepala.
Para peneliti merekam aktivitas otak tengah dengan teknik positron emission tomography (PET). Dengan alat ini rekaman tentang apa yang terjadi di otak tengah ketika migrain menyerang tampak lebih jelas, ketimbang studi-studi sebelumnya. ”Kini makin jelas bahwa otak tengah ikut bertanggung jawab terhadap terjadinya serangan migrain tahap awal,” kata Andrew Dowson, direktur unit penanganan sakit kepala RS Kings College, London, seperti dikutip situs BBC pekan lalu. Ini artinya, kesempatan peneliti untuk lebih memahami karakter migrain dan mencari obat yang menyembuhkannya semakin terbuka lebar.
Tak Akui Anak Mereka Gemuk
Orang tua biasanya tidak mau mengakui bahwa anaknya kegendutan. Survei terbaru lembaga penelitian Amerika Serikat, Knowledge Networks, membuktikan hal itu. Melibatkan 2.060 orang tua, peneliti bertanya tentang tinggi dan berat badan anak-anak mereka untuk diukur indeks massa tubuhnya (BMI).
Para orang tua yang memiliki anak usia 6 hingga 11 tahun dan sangat gemuk atau mengalami obesitas ditanya lebih lanjut. Ternyata, 43 persen menyatakan berat badan anak mereka ”cukup ideal”, 37 persen bilang ”agak gemuk”, dan hanya 13 persen yang mau mengakui anak mereka ”sangat gemuk”. Bahkan ada yang mengklaim anak mereka ”agak kurus”.
Mengapa mereka tak mau mengakui punya anak kegendutan? ”Orang tua beranggapan, obesitas anak-anak bisa diatasi sejalan dengan pertambahan usia,” kata Matthew M. Davis, dokter ahli anak Universitas Michigan, seperti dikutip Associated Press pekan lalu. Menurut Davis, pengingkaran orang tua itu berbahaya, karena membuka peluang munculnya penyakit yang terkait dengan kegemukan, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol, sejak kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo