Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sinar matahari memang menyehatkan dan berjemur di pantai itu sangat menyenangkan. Namun, kesenangan itu akan menyebabkan kulit terbakar jika berlebihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kulit terbakar akan berwarna kemerahan dan membengkak. Akan terasa menyakitkan dan gatal pada area kulit tersebut. Sensasi rasa tidak nyaman dari kulit yang terbakar membuat tubuh menjadi tidak leluasa menjalankan aktivitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Indianexpress.com, Dr. Swati Mohan, konsultan senior dermatologi di Rumah Sakit Fortis Escorts di Faridabad, mengatakan rasa tidak nyaman itu harus segera diobati. Luka bakar pada kulit tidak hanya dari sengatan matahari namun juga bisa dari kosmetik, pewarna rambut, krim wajah, parfum.
"Dan beberapa penyakit seperti penyakit pembuluh darah kolagen dapat menyebabkan kulit terbakar,” ujarnya.
Tak hanya saat berjemur di bawah matahari pantai. Bahkan, dengan melakukan aktivitas berjalan di luang ruangan di bawah terik matahari juga rentan memicu kulit terbakar. Mohan menyarankan untuk memakai topi, kacamata hitam, dan syal sebagai pelindung agar kulit tidak terbakar.
Jika harus keluar, gunakan tabir surya dengan SPF 30-50 untuk mencegah kulit terbakar sinar matahari. Beberapa ahli menyarankan pengobatan rumah sederhana untuk mengobati sengatan matahari. Puneet Madan, dermatolog di Doctor Insta, dan pakar kecantikan Aakriti Kochar, mengatakan orang dapat mengoleskan minyak kelapa atau losion pendingin pada area yang terbakar sinar matahari.
Anda juga dapat mengoleskan lidah buaya ke area yang terbakar untuk meredakan dan menghilangkan warna coklat. Mohan menambahkan idealnya orang harus berkonsultasi dengan dokter kulit terlebih dulu dan menggunakan krim dan salep yang diresepkan.