Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wajah Cerah Tanda Paru-Paru Sehat |
Senyumlah kepada dunia dan optimistislah. Selain membuat orang lain senang, wajah yang cerah dan batin yang jauh dari putus asa bisa membuat paru-paru Anda bekerja lebih baik.
Setidaknya, demikian temuan dari Brigham and Women’s Hospital serta Harvard Medical School di Boston, Amerika Serikat, pekan lalu. Penelitian dilakukan terhadap 670 lelaki berusia sekitar 63 tahun. Para ilmuwan mengamati responden ini sekitar delapan tahun lamanya, dengan tiga kali pemeriksaan terhadap paru-paru sepanjang kurun waktu tersebut.
Ternyata fungsi paru-paru responden yang optimistis lebih baik daripada yang tidak. Para pakar itu yakin, suasana hati seseorang ternyata berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh. Sebab, sistem pernapasan yang baik sejatinya bisa mencegah penyakit paru-paru kronis.
Bayi ASI Kebal Infeksi |
Menyusui, sekurang-kurangnya selama empat bulan, ternyata efektif untuk menekan tingkat kematian mendadak pada bayi. Demikian temuan tim dokter dari Institute for the Health of Women and Children, Swedia, akhir pekan lalu. Menyusui, menurut Dr. Brent Alm, salah seorang anggota tim, mengurangi risiko bayi terserang infeksi.
Kesimpulan itu didapat dari penelitian di Inggris, Norwegia, dan Swedia, terhadap para orang tua yang 244 bayinya meninggal mendadak, serta ayah dan ibu dari 800 bayi yang sehat.
Dalam The Archives of Disease in Childhood, Dr. Alm dan rekan-rekannya menunjukan bahwa bayi yang disusui oleh ibunya selama kurang dari 8 minggu berisiko meninggal 3 sampai 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang disusui selama 4 bulan atau lebih oleh ibunya.
Vitamin D Penangkal Kanker Usus |
Kanker usus dapat dicegah seandainya Anda rajin mengonsumsi vitamin D secara teratur. Pernyataan ini muncul dari Howard Hugher Medical Institute di University of Texas Southwestern di Dalas, Amerika Serikat. Di sanalah, farmakolog David Magelsdorf memimpin tim penelitian.
David Magelsdorf, pemimpin tim peneliti itu, berpendapat bahwa vitamin D berfungsi menghilangkan racun lithoholic acid—asam yang diproduksi oleh asam empedu—yang berfungsi sebagai penghancur lemak.
Ketika tubuh mengonsumsi lemak secara berlebih, produksi asam empedu ikut meningkat. Tapi, jika asam empedu bisa didaur ulang oleh tubuh, lithoholic acid tetap tertinggal di dalam usus. Asam inilah yang selanjutnya bisa memicu kanker usus.
Para ahli kemudian melakukan uji coba terhadap binatang dengan memberikan vitamin D dan menyuntikkan asam lithoholic. Tak lama, terbuktilah bahwa binatang-binatang percobaan ini tidak terserang kanker usus. Vitamin D berhasil menghilangkan racun yang diproduksi asam lithoholic.
Meski bisa mencegah kanker, mengonsumsi vitamin D dalam dosis berlebih justru berbahaya bagi tubuh. Dalam jumlah besar, vitamin yang larut dalam lemak ini malah bisa berubah menjadi racun.
Remaja Vegetarian Lebih Sehat |
Menjauhi junk food dan mengonsumsi vitamin-mineral bukan saja efektif buat menurunkan berat badan. Para remaja yang tidak menyentuh makanan jenis itu juga terhindar dari penyakit mematikan ketika dewasa kelak. Begitulah pendapat para peneliti dari Universitas Minnesota dalam jurnal Archives of Pediatric Adolescent Medicine, edisi bulan ini.
Mereka meneliti 4.500 remaja berumur 15 tahun, dari 31 sekolah yang berbeda. Dari jumlah itu, hanya 262 yang vegetarian. Lalu tampaklah sejumlah keberhasilan para pemakan sayur ini. Mereka bisa mengurangi makanan berlemak sampai 30 persen, bahkan mengurangi konsumsi lemak jenuh hingga 10 persen dan menambah konsumsi buah-buahan. Selain itu, mereka juga mendapat cukup pasokan zat besi, vitamin A, dan serat setiap harinya.
”Jika para remaja ini bisa tetap menjaga pola makannya hingga dewasa kelak, risiko untuk terkena penyakit yang mematikan lebih rendah ketimbang yang bukan vegetarian,” ucap para peneliti, mantap.
Dewi Rina Cahyani
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo