Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

27 Juni 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tersengat Listrik Merusak Memori

Kesetrum arus listrik ternyata bukan hanya bisa membuat organ tubuh memerah atau terbakar bila sengatannya keras. Mungkin tak ada yang menduga, arus listrik tak diundang itu dalam jangka panjang bisa menimbulkan problem ingatan dan mengganggu sistem pencernaan. Menurut Reuters Health, begitulah hasil studi yang dilakukan tim dari State University of New York Health Science Center, AS, dan dimuat dalam The American Journal of Gastroenetrology edisi Juni lalu.

Studi dilakukan tehadap 40 orang yang pernah mengalami kecelakaan tersengat listrik pada kurun lima tahun belakangan ini. Delapan orang di antaranya diketahui mengalami gangguan pencernaan yang kronis, seperti sering buang air besar. Mereka juga mengalami gangguan dalam ingatan seperti tidak mampu berkonsentrasi, sering pusing, dan sakit otot.

Penelitian yang lebih rinci terhadap saluran pencernaan, terhadap empat orang pasien memperlihatkan adanya luka pada usus besar dan berkurangnya fungsi otot anal. Beberapa gejala semacam itu memang juga bisa terjadi pada pasien yang menggunakan obat antiradang golongan nonsteroid, seperti aspirin atau ibuprofen. Karena itu, "Penemuan kami ini harus dilanjutkan dengan investigasi klinis lebih lanjut untuk mengantisipasi, mendiagnosa, dan mengelola komplikasi tersengat listrik seperti ini yang selama ini belum pernah diketahui," kata Dr. Borys Buniak, salah satu peneliti.

Nah, jika Anda mengalami gejala serupa dan kebetulan pernah mengalami kecelakaan tersengat listrik, jangan lupa menceritakannya kepada dokter, supaya Anda tak mendapatkan terapi yang salah.


Terbang Saat Hamil Muda

Para calon ibu yang tengah hamil muda sebaiknya mempertimbangkan keinginannya bepergian dengan pesawat terbang. Itulah pelajaran yang bisa dipetik dari sebuah penelitian di Finlandia—meskipun penelitian itu hanya melibatkan pramugari, yang frekuensi terbangnya memang sangat tinggi.

Seperti dilaporkan Reuters Health, menurut studi itu profesi pramugari lebih berisiko mengalami keguguran dibandingkan dengan profesi lainnya. Dari studi terhadap 967 pramugari yang bekerja selama kurun 1973 hingga 1994, diketahui bahwa angka keguguran awak penerbangan yang tengah hamil sangat muda mencapai 12 persen. Angka ini lebih tinggi daripada yang terjadi pada wanita karir lainnya—yang tidak melakukan perjalanan dengan pesawat terbang—yang hanya mencapai 9 persen.

"Pramugari yang bekerja di awal-awal kehamilan berisiko lebih tinggi mengalami aborsi spontan," kata Dr. Rafael Aspholm dari Finnish Institute of Occupational Helath, Helsinki, salah satu peneliti studi yang dimuat di The Journal of Occupational and Enviromental Medicine edisi Juni lalu.

Yang menarik, meningkatnya risiko keguguran ditemui pada tahun-tahun belakangan. Pada kurun 1973 hingga 1977 tidak terlihat adanya kenaikan risiko keguguran. Belum diketahui penyebabnya, tapi penelitian itu menyimpulkan bahwa pramugari berisiko tinggi karena terpapar dengan berbagai faktor fisika, kimia, dan psikologi, yang sangat potensial menggugurkan janin. Radiasi kosmik (sinar neutron dan gamma) yang meningkat selama perjalanan juga diduga merupakan salah satu faktor penyebab yang penting.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum