Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebahagiaan Pernikahan Mengurangi Stres
Perasaan perempuan lebih sensitif. Anggapan itu benar adanya. Penelitian terbaru Universitas California, Los Angeles, tentang pengaruh kebahagiaan pasangan menikah terhadap dunia kerja adalah buktinya. Hasil kajian menyatakan, tekanan selama kerja akan menurun pada perempuan jika pernikahannya bahagia. Sedangkan pada laki-laki, stres kerja akan menurun dengan sendirinya sesampainya dia di rumah, tidak peduli apakah perkawinannya bahagia atau tidak.
Sebanyak 30 pasangan menikah yang keduanya bekerja dijadikan responden. Ke-60 orang itu mengisi kuesioner tentang kondisi perkawinan dan keadaan kerja. Peneliti juga mengambil contoh air liur responden empat kali sehari (pagi, siang, sore, dan malam) untuk mengetes kadar cortisol, hormon yang dihasilkan tubuh bila stres. ”Setelah kerja keras di kantor, kadar cortisol menurun drastis pada perempuan yang pernikahannya bahagia. Pada yang tidak bahagia, kadar cortisol tidak menurun,” kata ketua peneliti, Darby E. Saxbe, seperti dikutip situs HealthDay, Rabu pekan silam. Ini adalah studi pertama yang mengaitkan kadar cortisol dengan kebahagiaan pernikahan.
Tidur Terganggu Picu Diabetes Tipe 2
Bila Anda sudah terlelap namun tiba-tiba harus terbangun oleh suatu gangguan, maka berhati-hatilah. Menurut penelitian terbaru The Proceeding of the National Academy of Sciences, Amerika, tidur yang sering terganggu dapat memicu timbulnya diabetes tipe 2, yakni jenis yang bukan dari faktor keturunan.
Penjelasannya? Seringnya tidur terganggu menimbulkan resistensi produksi insulin. Ketidakmampuan tubuh mengenali sinyal normal insulin dapat memicu tingginya kadar gula darah, peningkatan berat badan, bahkan diabetes tipe 2. Penelitian sebelumnya telah membuktikan, tidur nyenyak dapat memperbaiki metabolisme tubuh. ”Jadi, Anda perlu strategi meningkatkan durasi dan kualitas tidur demi menghindari diabetes tipe 2,” kata peneliti Dr Esra Tasali seperti dikutip situs BBC, Rabu pekan lalu.
Seriuslah Memperbaiki Kualitas Tidur
Salah satu resolusi tahun baru yang paling disarankan para ahli kesehatan adalah perbaikan tidur. Menurut ahli di The American Academy of Sleep Medicine, telah banyak penelitian yang membuktikan tidur baik dan cukup sangat berpengaruh pada peningkatan kualitas kesehatan. Sebaliknya, tidur kurang berakibat berbagai keburukan. ”Mulai dari lebih besar risiko kecelakaan lalu lintas akibat mengantuk ketika menyetir hingga dorongan untuk makan lebih banyak, makanan lebih asin dan manis,” tutur Dr. Ron Kramer dari Colorado Neurology Institute’s Sleep Disorder Center, Amerika, seperti dikutip situs HealthDay, Rabu pekan lalu.
Orang dewasa butuh tidur tujuh hingga delapan jam setiap malam; remaja sekitar sembilan jam; anak sekolah 10–11 jam, dan anak prasekolah 11–13 jam.
Nah, Anda ingin tahu apakah cara tidur Anda buruk? Berikut tanda-tandanya:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo