Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cegah Stroke, Perbanyak Buah
Kurangnya pasokan oksigen bisa berbuah stroke, kerusakan otak, yang bisa berdampak fatal. Faktor penambah risiko stroke beraneka, misalnya tekanan darah tinggi, usia di atas 50 tahun, kencing manis, kegemukan, dan kadar kolesterol tinggi. Kebiasaan merokok, tak pernah berolah raga, juga turut menggenjot faktor risiko.
Ibarat balon, ledakan stroke bisa terjadi setiap saat jika sederet faktor risiko tadi digenapi dengan sembrono menyantap makanan. Misalnya, pengidap hipertensi luput mengerem asupan garam, pengidap diabetes tancap gas melahap kue manis, atau pengidap gangguan kolesterol tinggi silap membuat tandas daging rendang. Memang, menu sedap Lebaran masih bisa dinikmati. Hanya, "Jangan berlebihan. Jangan seperti balas dendam selepas puasa," kata dr Herman Syamsuddien dari Yayasan Stroke Indonesia, Jakarta.
Idealnya, Herman menyarankan, buah-buahan disajikan untuk mengimbangi menu Lebaran yang kaya lemak dan karbohidrat. Ngemil buah berguna menekan risiko stroke karena tingginya kandungan serat (fiber) yang akan mengikat kolesterol. Dengan demikian, kolesterol dalam tubuh tidak berlebihan.
Tak hanya kaya serat, buah-buahan juga bebas natrium (garam) dan kaya dengan kalium. Kedua hal inilah yang menjaga pembuluh darah dan jantung tetap bekerja lancar. Risiko stroke pun menjauh.
Bahagiakan Tubuh Saat Lebaran
Ramadan usai. Lebaran datang. Saatnya mengambil jeda setelah berpuasa sebulan penuh. Ketupat Lebaran, opor ayam, emping melinjo gurih menanti. Hm....
Terlena? Jangan, dong. Makanan di talam tak perlu habis disantap. Pilah-pilih dengan bijak. Supaya jantung, lambung, hati, ginjal, dan semua organ tubuh tetap sehat. Juga supaya manfaat detoksifikasi, pengusiran racun, selama sebulan berpuasa tidak terbuang sia-sia.
Berikut ini sejumlah dokter yang dihubungi Tempo membagi tips agar Lebaran berlangsung nyaman.
Buang Jeroan dan Sea Food
Sambal goreng hati dan gulai jeroan memang menggugah selera. Tapi, bagi mereka yang punya gangguan asam urat, sajian itu berisiko membuat kambuh penyakit. Sendi bengkak dan cekot-cekot tersumbat timbunan asam urat. Bukan mustahil, si empunya badan cuma bisa tiduran di ranjang.
"Bagi pengidap asam urat, jeroan dan makanan dari laut harus dipantang," kata Profesor dr Harry Isbagio dari Divisi Rematology Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Maklum, kandungan asam urat pada kedua jenis makanan ini sangat tinggi.
Jenis makanan lain seperti daging, ikan (dari sungai), kacang-kacangan, juga sayuran boleh dikonsumsi dalam batas wajar. Satu-dua potong daging rendang, misalnya, masih boleh. Tapi, "Kalau sampai setengah kilo daging. Itu namanya berlebihan," kata Harry. Emping melinjo yang krenyes-krenyes juga boleh dicicipi sekadar untuk lauk makan. Tapi jangan untuk camilan.
"Jangan lupa banyak minum air putih," tutur Harry. "Soalnya, asam urat juga bisa keluar lewat urine."
Hampir 90 persen gejala awal asam urat adalah peradangan di ibu jari kaki. Penyakit ini lebih banyak diderita kaum pria, terutama selepas usia 40 tahun-saat fungsi ginjalnya menurun. Di kalangan wanita, asam urat biasa muncul pascamenopause.
Jauhi Kolesterol dan Lemak
Pengidap gangguan kolesterol boleh, kok, menyantap menu Lebaran. Satu-dua hari oke saja sedikit melonggarkan diet. Tapi, "Setelah itu kembalilah berdiet," kata Prof Harmani Kalim, kardiologis dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta.
Diet yang dimaksud adalah sebisa mungkin menjauhi makanan dengan asam lemak jenuh dan kolesterol tinggi. Umpamanya minyak goreng, gajih, jeroan, daging, dan kulit ayam.
Harmani menjelaskan, mereka yang pernah terkena penyakit koroner wajib memasang kewaspadaan tinggi. Pasokan total kolesterol dalam sehari tak boleh lebih dari 200 miligram. Bukan hal yang mudah. Sebutir telur ayam, contohnya, mengandung kolesterol lebih dari 200 miligram. Ketentuan serupa juga berlaku bagi pasien tiga penyakit lain, yakni diabetes, penebalan dinding pembuluh darah (aterosklerosis), juga hipertensi.
Agar tak mengundang komplikasi, termasuk problem jantung koroner, keempat golongan pasien tersebut hanya boleh menyantap makanan dengan asam lemak jenuh kurang dari tujuh persen dari total kalori harian. Jika sehari memerlukan 2.500 kalori, misalnya, yang bersangkutan hanya boleh mengkonsumi 20 gram minyak goreng.
Mengukus dan membakar adalah alternatif cara pengolahan ikan, daging ayam, juga daging sapi. Selain itu, perkaya pula menu dengan mengudap buah, sereal, dan biji-bijian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo