Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daging Pemicu Kanker Usus
INILAH kabar buruk bagi para penggemar daging sapi, kambing, dan babi. Ternyata memakan jenis daging merah ini bisa menimbulkan risiko terkena kanker usus. Temuan ini disodorkan oleh sejumlah peneliti dari The European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) baru-baru ini.
Mereka telah meneliti kebiasaan diet pada lebih dari 500 ribu orang di Eropa selama 10 tahun. Hasilnya, orang yang makan lebih dari dua porsi 80 gram daging merah sehari lebih gampang terkena kanker usus. Pembandingnya adalah mereka yang makan kurang dari satu porsi daging serupa setiap minggu.
Profesor Sheila Bingam, yang memimpin penelitian, mengungkapkan kemungkinan penyebabnya. Dia menduga senyawa hemoglobin dan myoglobin yang ditemukan pada daging merah bisa memicu benih-benih kanker. Penyebab lainnya adalah senyawa heterocyclic amines yang dihasilkan dalam proses memasak daging. Jadi, janganlah terlalu banyak memakan daging merah.
Terlalu Langsing Karena TV
Rupanya pengaruh tayangan televisi sungguh besar bagi kawula muda. Hal ini terbukti dengan kecenderungan mereka melangsingkan tubuh, mengikuti para bintang televisi yang kebanyakan bertubuh "merit". Makin kerempeng dianggap makin cantik. Begitulah hasil penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ahli dari Flinders University di Adelaide, Australia, yang dipublikasikan belum lama ini.
Menurut hasil penelitian yang melibatkan 1.500 remaja itu, dampak tayangan televisi berbeda pada remaja putri dan putra. Anak-anak perempuan cenderung ingin tampil lebih kurus, sementara remaja pria ingin tampil lebih padat dan kekar. Itu sebabnya banyak pemuda berlomba-lomba untuk memiliki badan yang berotot ekstrem dengan mengikuti latihan beban.
Sebaliknya, para remaja putri cenderung melakukan diet untuk merampingkan tubuh seramping-rampinnya. Mereka ingin kurus seperti para model. Padahal, menurut Helga Dittmar, seorang ahli citra tubuh dari Inggris, umumnya tubuh para model justru tidak ideal. Mereka cenderung mengalami kekurangan berat badan sebanyak 20 persen.
Itu sebabnya Marika Tiggerman, salah satu peneliti, menyimpulkan, tayangan televisi memicu remaja menjalani pola makan yang menyimpang. "Padahal, orang bisa mencapai sehat secara sempurna tanpa melakukan sesuatu yang ekstrem," ujarnya. Tentu, badan mereka tak mesti seramping bintang di televisi.
Diet Menghentikan Derita Wanita
RASA sakit yang muncul sebelum dan saat menstruasi datang sering dikeluhkan oleh wanita. Kini ada cara baru untuk mengatasi penderitaan yang dikenal dengan istilah premenstrual syndrome (PMS) itu. Sebuah penelitian terbaru dari Universitas Massachusetts, Amerika Serikat, menyimpulkan, diet bisa menghilangkan rasa nyeri menjelang haid.
Penelitian itu melibatkan sekitar 3.000 wanita, 2.000 di antaranya tidak merasakan sakit sebelum dan saat haid. Ternyata orang yang bebas PMS memiliki rahasia penting. Mereka cenderung mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D dan kaya kalsium seperti susu, keju, brokoli, dan sereal. Hasil penelitian ini dimuat dalam sebuah jurnal kesehatan di Amerika, Selasa pekan lalu.
Sebaliknya wanita yang tidak mengonsumsi makan serupa kerap merasakan sakit saat haid. Mereka mengalami sakit perut, pusing, lemas, pinggang pegal, nafsu makan meningkat, emosi labil, bahkan sering pingsan. PMS juga mempengaruhi fluktuasi hormon seks selama siklus menstruasi.
Semua itu bisa dihindari jika mereka memperhatikan menu makanan. "Diet yang baik dengan makanan kaya kalsium dan vitamin D adalah obat untuk menolong wanita dari rasa sakit saat haid," kata Profesor Shaughn O'Brien, seorang ahli sindrom premenstruasi dari Amerika.
(BBC, Healthday)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo