Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mekanisme biologis di balik rambut beruban masih jadi misteri. Namun peneliti mengatakan mereka telah menemukan alasan di balik uban, itu didorong oleh respons tubuh menghadapi bahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para peneliti meneliti tikus percobaan untuk melihat bagaimana stres mempengaruhi sel-sel induk dalam folikel rambut yang bertanggung jawab untuk membuat melanosit, sel-sel penghasil pigmen yang memberi warna pada rambut, entah itu hitam, cokelat, pirang atau merah. Manusia pada umumnya memiliki sekitar 100.000 folikel rambut di kulit kepala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti awalnya menduga bahwa serangan kekebalan yang disebabkan oleh stres mungkin menyasar sel-sel induk melanosit, tetapi hipotesis itu tidak berjalan dengan baik. Mereka kemudian mengeksplorasi apakah hormon kortisol, yang meningkat di bawah tekanan, mungkin penyebabnya, tetapi dugaan ini juga salah.
Sebagai gantinya, mereka menemukan bahwa sistem saraf simpatik tubuh, yang mengatur respons "lawan-atau-lari" mamalia terhadap bahaya, punya peran sentral. Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang menyebar hingga ke kulit, bentuknya seperti pita yang melilit setiap folikel rambut dan sangat dekat dengan sel punca melanosit.
Ketika tikus berhadapan dengan rasa sakit jangka pendek atau ditempatkan di kondisi penuh stres, saraf ini melepaskan norepinefrin, yang kemudian diambil oleh sel-sel induk dalam folikel rambut yang berfungsi sebagai cadangan melanosit terbatas.
"Biasanya, ketika rambut beregenerasi, beberapa dari sel-sel induk ini berubah menjadi sel-sel penghasil pigmen yang mewarnai rambut. Tetapi, ketika mereka terkena norepinefrin dari saraf simpatik, semua sel-sel induk diaktifkan dan diubah menjadi sel-sel yang memproduksi pigmen," kata Ya-Chieh Hsu, profesor sel punca dan biologi regeneratif di Universitas Harvard, Amerika Serikat.
"Artinya tidak ada lagi yang tersisa. Dalam beberapa hari, cadangan sel punca regenerasi pigmen habis. Ketika betul-betul tak ada, Anda tidak bisa meregenerasi pigmen lagi," tambahnya.
Stres bukan satu-satunya alasan rambut berubah. Proses penuaan alami adalah penyebab utama. Mutasi genetik dan serangan imun juga berkontribusi pada rambut memutih.
"Sel induk melanosit juga hilang seiring penuaan," kata Hsu. "Hipotesis yang menarik adalah stres dapat mempercepat proses penuaan. Tapi kami tidak tahu apakah itu benar. Kami tertarik untuk mencari hubungannya."