Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Virus Corona Terus Bermutasi, Apa Itu Varian AY.4.2 Delta Plus?

Meski kasus Corona dewasa ini tidak terlalu tinggi, Anda tetap harus waspada karena adanya varian baru Delta Plus atau AY.4.2 yang sudah menyebar.

27 Oktober 2021 | 14.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketika India keluar dari gelombang kedua Covid yang mematikan, varian Delta plus, versi mutan dari strain Delta yang pertama kali terdeteksi di India, telah ditemukan dalam 22 kasus di tiga negara di India. KREDIT: CCTVPLUS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Meski kasus Corona dewasa ini tidak terlalu tinggi, Anda tetap harus waspada. Salah satunya karena adanya varian baru Delta Plus atau AY.4.2 yang sudah menyebar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari laman Huffpost, Jumat, 22 Oktober 2021, strain baru varian Delta Corona virus yang disebut AY.4.2 atau Delta Plus ini telah menyebar ke seluruh Inggris. Varian ini diyakini bertanggungjawab terhadap hampir 10 persen dari semua infeksi baru Corona pada awal Oktober.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa sebenarnya varian virus Corona AY.4.2 Delta Plus?

AY.4.2 mempunyai dua mutasi di dalamnya sehingga bisa memperkuat penularan strain Covid. Para ilmuwan percaya jika sub-varian ini lebih mudah menular hingga 10-15 persen daripada varian Delta asli yang telah mendominasi kasus Covid-19 di seluruh dunia.

Artinya, Delta Plus adalah varian paling menular hingga saat ini. Tetapi, direktur Insiatif Genomics Covid-19 di Wellcome Sanger Institute, Jeffrey Barrett, mengatakan varian ini "tidak akan menjadi bencana" meskipun akan mengganggu karena mereka mungkin akan mati.

Direktur Institut Genetika University College London, Francois Balloux, menunjukkan sub varian Delta Plus tidak hanya bertanggung jawab atas lonjakan infeksi baru-baru ini di Inggris.

"Karena AY.4.2 masih pada frekuensi yang cukup rendah, peningkatan 10 persen dalam penularannya hanya dapat menyebabkan sejumlah kecil kasus tambahan," kata Balloux seperti dikutip Tempo dari laman Huffpost, Jumat, 22 Oktober 2021.

Karena itu, lanjut Balloux, hal ini tidak akan mendorong peningkatan jumlah kasus di Inggris baru-baru ini. Ada beberapa spekulasi Delta Plus berpotensi menjadi strain yang dominan di Inggris, tapi hanya ada sedikit bukti untuk mendukung teori ini.

Beberapa ilmuwan menganggap varian ini belum terlalu mengkhawatirkan, tapi perkembangannya membuktikan jika Covid terus berkembang.

"Yang lebih mengkhawatirkan adalah virus itu menunjukkan jalur evolusioner menuju penularan yang lebih tinggi, dan ada jutaan kasus Delta di seluruh dunia tanpa banyak cakupan sequencing," kata Barret dalam akun Twitternya.

Ini berarti ada ruang bagi virus Corona untuk terus beradaptasi. Kemudian menulari manusia.

AMELIA RAHIMA SARI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus