Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Umumnya kita mengenal dua jenis daging, yakni daging merah (red meat) dan daging putih (white meat). Daging merah bersumber dari daging sapi, kambing, babi, dan domba. Sementera daging putih bersumber dari ayam, ikan, bebek, dan kalkun. Kendati daging merah terasa lebih nikmat bagi kebanyakan orang, nyatanya jenis daging ini menyimpan berbagai resiko penyakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
World Health Organization atau WHO telah merekomendasikan pengurangan konsumsi daging merah dan daging olahan. Sebab, mengkonsumsi daging merah secara berlebihan terbukti meningkatkan resiko penyakit kanker kolorektal (usus besar).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari jurnal Meat Consumption and Risk of 25 Common Conditions: Outcome-Wide Analyses in 475,000 Men and Women in the UK Biobank Study (2021), menyebutkan bahwa rata-rata peserta yang konsumsi daging secara teratur atau didefinisikan sebagai tiga kali atau lebih per minggu mengalami dampak kesehatan yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi daging lebih jarang.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa mengonsumsi daging merah yang belum diolah dan daging merah olahan dapat meningkatan risiko penyakit jantung iskemik, pneumonia, diabetes, penyakit divertikular, dan polip usus besar.
Secara kuantitatif, penelitian ini menemukan bahwa setiap 70 gram daging merah yang tidak diolah dan daging merah olahan ketika dikonsumsi setiap hari akan meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 15 persen dan diabetes sebesar 30%. Penelitian ini juga memperhitungkan faktor gaya hidup lain seperti konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan massa tubuh atau body mass index.
Daging merah sendiri mengandung nitrat yang mengakibatkan peningkatan senyawa N-nitroso (NOC) dalam DNA. Selain itu, amina aromatik heterosiklik (HAA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang dihasilkan ketika daging dipanaskan pada suhu tinggi diduga menyebabkan kerusakan DNA.
Dilansir dari laman health.clevelandclinic.org, berikut beberapa risiko penyakit dari mengkonsumsi daging merah secara berlebihan:
- Kanker payudara
- Kanker kolorektal
- Kanker rahim
- Karsinoma hepatoseluler
- Kanker paru-paru
Tidak hanya itu saja, daging merah dikategorikan sebagai karsinogen tingkat 1. Hal ini menempatkan bahan-bahan tersebut dalam kategori yang sama dengan rokok dan asbes dan berarti bahan-bahan tersebut diketahui meningkatkan risiko kanker.
Pilihan Editor: Daging Merah Lebih Banyak Efek Baik atau Buruknya?