Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis dermatologi dan venerologi Muji Iswanty mengingatkan potensi bahaya terapi perawatan kecantikan dermaroller dan merkuri dalam kosmetik apabila digunakan bukan oleh tenaga profesional. Menurutnya, masyarakat perlu memahami segala sesuatu sebelum mulai menggunakan, khususnya kosmetik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Yang mengkhawatirkan adalah praktik-praktik dan bahan ini digunakan oleh orang yang tidak memiliki kompetensi. Ini semua ada standar pelaksanaan kegiatan kesehatan estetika," katanya dalam webinar, Jumat, 13 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan kosmetik adalah produk yang digunakan untuk membersihkan, memelihara, atau mempercantik bagian tubuh. Produk-produk ini beragam, mulai dari krim wajah, lipstik, hingga deodoran, yang tujuannya untuk memperbaiki penampilan atau menutupi kekurangan tubuh. Namun, saat ini banyak yang beralih ke perawatan yang lebih intensif seperti dermaroller tanpa memahami potensi bahaya yang mungkin menyertai.
Prosedur dermaroller kini sedang populer, yakni alat kecil dengan jarum-jarum halus yang digunakan untuk merangsang produksi kolagen pada kulit, terutama bagi yang memiliki bekas jerawat. Meski dermaroller dapat memberikan hasil yang baik untuk masalah kulit tertentu, prosedur ini sebaiknya hanya dilakukan oleh dokter spesialis kulit, bukan orang yang tidak berkompeten.
"Penggunaan alat ini dengan tidak tepat dapat menyebabkan infeksi atau kerusakan pada kulit, ditambah penggunaan produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, seperti merkuri dan hidroquinone dalam krim pemutih," jelasnya.
Bahaya merkuri
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebut mengatakan banyak produk kosmetik ilegal yang mengklaim dapat memutihkan kulit dengan cepat namun kandungan merkurinya sangat berbahaya. Merkuri adalah logam berat yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada ginjal, sistem saraf, hingga gangguan hormonal.
Selain itu, penggunaan merkuri secara berlebihan dapat menyebabkan kulit menjadi lebih gelap, alergi, bahkan menyebabkan gangguan mental. Kandungan ini banyak ditemukan dalam produk kosmetik abal-abal yang dijual dengan harga murah dan hasil instan.
Pihak Badan POM dan kepolisian telah melakukan penindakan terhadap pengusaha-pengusaha yang memproduksi kosmetik mengandung merkuri. Misalnya, di Sulawesi Selatan, sejumlah produk kecantikan terbukti mengandung merkuri setelah melalui pengujian oleh BPOM. Ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran masyarakat untuk memeriksa keaslian dan izin edar produk kecantikan yang digunakan.
Ia mengungkapkan masyarakat juga harus berhati-hati dengan produk kosmetik yang tidak memiliki label BPOM, bau yang menyengat, atau kemasan yang tidak rapi. Menurutnya, meski beberapa produk terlihat menjanjikan hasil yang cepat, masyarakat harus selalu ingat kecantikan yang sehat butuh perawatan yang benar dan aman.
Untuk itu, sangat penting untuk memeriksa apakah produk kecantikan yang digunakan telah terdaftar di BPOM dan tidak mengandung bahan berbahaya. Ia juga mengimbau untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kulit atau ahli kecantikan yang kompeten sebelum menggunakan produk atau prosedur perawatan apapun, termasuk dermaroller dan produk pemutih yang mengandung bahan kimia berbahaya.
"Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko-risiko tersebut, kita bisa lebih bijak dalam memilih perawatan kecantikan yang aman bagi kulit dan kesehatan kita," tandas Muji.
Pilihan Editor: Marak Peredaran Kosmetik Ilegal, Begini Cara Mengetahuinya